Bagus Sasmito Edi Wahono

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, Pegiat Literasi dan Ketua Dewan Kesenian Gresik...

Selengkapnya
Navigasi Web
SYAIR BURUNG-BURUNG GEREJA (1)

SYAIR BURUNG-BURUNG GEREJA (1)

Pagi yang indah,matahariberada pada posisinya yang elok, sinarnya merambat perlahan menimbulkan lukisan cahaya putih bening dari celah-celah kecil rimbunnya pohon jambu di samping rumah kos. Seperti biasa, hampir setiap pagi selalu ku awali dengan minum teh hangat. Menikmati hari-hari dari bangun tidur hingga kembali singgah ke kamar tidur, selalu kujalani dengan penuh kegembiraan.

            Terkadang aku berfikir bahwa hidup iniibarat sebuah kanvas, kita sendirilah yangbebasmenuangkan segala warna menjadi sebuah lukisan dengan guratan corat-coret berbagai model menjadi wujud yang indah untuk dilihat, dinikmati dan dirasakan. Jika kita menuangkan komposisi warna yang tepat sehingga menghasilkan warna-warni yang menawan maka  jadilah kita orang yang miskin kesusahan. Kita bakal menjadi orang yang penuh dengan nuansa keindahan, kebahagiaan dan kedamaian. Sebaliknya jika kita biarkan kanvas hanya berwarna putih maka bisa jadi hari-hari kita menjadi hampa, kosong, pasif, dingin dan datar dan bisa jadi pula orang-orang yang ada di sekeliling kita tidak betah untuk bersanding.

Itulah aku yang di setiap hembusan nafas adalah kisah yang sudah pasti tidak sepenuhnya semua bisa kuhitung nikmatnya, kuingat rasa dan kusadari akan keindahan rupanya. Itu sebabnya aku selalu bersyukur karena hingga saat ini masih bisa menikmati indahnya pagi, sementara menurutku masih banyak orang yang belum menyadari sepenuhnya apa gunanya mereka bertahan hidup di dunia ini. Mereka hanya berfikir bahwa semua ini hanya sebatas karunia dan bisa dinikmati semata.

Setelah berjumpa dengannya aku semakin sadar bahwa ternyata masih banyak orang di luar sana yang masih belum bisa menikmati indahnya dunia secara maksimal. Sejujurnya,sebelumnya aku tidak pernah memikirkan bahwamasih banyak orang yang memerlukan alat bantu tertentu untuk menikmati dunia yang indah ini. Seperti halnya Risma..gadis tuna netra, siswa kelas sepuluh bahasa SMA Mutiara Harapan yang hanya bisa menatap indahnya dunia dari balik jendela, berharap dapat ikut menikmati dunia yang indah ini. Dia pasti selalu berpikir akan hal tersebut setiap hari. Sebetulnya ia sadar akan kondisi yang sedang dia alami sekarang, tidak memungkinkan untuk bergabung dengan teman-temannya di luar sana. Banyak hal yang dia pikirkan. Begitu besar ambisi yang ingin dia tunjukkan pada dunia luar. Setiap detik tak terlewatkan tanpa hayalan fantasinya akan dunia luar. Hayalan akan apa yang akan dia lakukan pertama kali saat mulai menginjak kembali dunia luar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjutkan, Kang.

20 Jan
Balas



search

New Post