Puisi ' BERSAMAMU HINGGA AKHIR USIA' (TMG365 tulisan ke 281)
Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barakatuhu. Salam pujangga aktif mencipta puisi dan pantun. Marilah membuat puisi untuk mengasah kehalusan jiwa dan kebersihan hati. Mari berpantun iuntuk melestarikan budaya Indonesia agar tidak tergerus budaya Barat dan Timur yang merusak.
Tuliskan puisi dan pantun apapun yang kita alami dan rasakan, asalkan tidak berbau SARA, karena puisi dan pantun memberikan inspirasi dari isi dan nasehat-nasehat kehidupan. Penulis telah berpuluh-puluh pantun dan puisi yang tercipta, semuanya memberikan kelembutan dan kebersihan jiwa. Untuk itu teruslah berkarya mencipta pantun dan puisi, untuk kreasi dan cipta kita. Inshaa Allah.
Berikut adalah puisi akrostik tentang kolaborasi penulis dengan istri yang cukup satu saja, karena tidak ada kesanggupan untuk hal-hal yang dipaksakan. Cukuplah Aku dan istriku sampai kita berdua mengakhiri usia dan Inshaa Allah dipersatukan kembali nanti di Surga-Nya, aamiin yaa rabbal alamin.
Puisi " Bersamamu hingga akhir usia"
Karya : Bahar Sungkowo
Bunga bunga di taman memekar dan semerbak wangi ke penjuru arah
Elok dipandang wangi semerbak dalam aroma seribu bunga nan mekar harum
Rasa damai melanda sanubari dua insan yang berkasih sayang karena-Nya
Suami Istri mengikat janji tuk menyatu jiwa hingga usia memisahkan raga
Ayah Bunda bagi anak-anak yang telah meranjak dewasa dan mapan
Memintal jalinan cinta bersama selalu dalam ridho dan untaian Ayat-ayat ilahi
Antara derita dan bahagia, antara ujian dan rezeki, antara kesulitan dan kemudahan
Menjalaninya bersama senasib sependeritaan bersama bersabar hadapi kehidupan
Usia dan problematika mendewasakan kita bertahan dalam kesederhanaan
Hanya sedikit harta dan pakaian yang dapat ku berikan padamu, istriku
Ini tidak ada harga dan kemuliaan bak perhiasan emas dan batu mutu manikam
Nasehatpun hanya sesekali, engkau mencari ilmu sendiri tuk bekalmu mengajar
Gelak tawa sesekali jika kita bersama dan bergembira bersama anak-anak kita
Gempita sunyi lebih banyak dirasakan oleh kita jika hanya berdua tanpa anak-anak
Antara sepi dan kerinduan bercanpur padu dalam hening rumah kontrakan kita
Adinda ... maafkan kakanda yang belum banyak membahagiakan dirimu
Kontrakan demi kontrakan kita lalui bersama dalam menghabiskan usia kehidupan
Harapan tetap ada untuk kita merasakan istana kita meskipun sederhana dan asri
Ikhtiar dan doa selalu kita panjatkan untuk ketenangan hari tua kita berdua
Rasakan aura kesuksesan anak-anak dalam menggapan asa dan cita-citanya
Usang jiwa ini dikoyak masa tanpa daya tubuh semangin ringkih dan lemah
Senja menjelang malam adalah jiwa-jiwa kita, kau dan aku menghitung waktu
Inshaa Allah kita kan berpisah dalam naungan anak-anak nan salih dan salihat
Aku sayang padamu istriku, hanya ridhoku untuk Jannahmu, aamiin.
Sukabumi 11/10/2022
Bahar Sungkowo SPd MPd (Guru IPS dan KWU)
SMP Internat Al-Kausar Parungkuda Kab Sukabumi
WA 0876820994093
IG/FB : Bahar Sungkowo
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar