BAIQ SUMIATI, S.HI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Air Mata Santri

Bukan hanya Agnina yang rindu. Sebagai seorang Ibu, Lasmi juga didera rasa rindu yang menyiksa. Tidak boleh berkirim kabar dari hari pertama masuk pesantren hingga satu bulan kedepan sungguh membuat Lasmi tersiksa.

Dia baru sadar, tidak mudah bagi orang tua melepas anaknya masuk pesantren. Lasmi membeci dirinya sendiri. Kemarin dia yang meminta dan menguatkan Agnina agar mau masuk pesantren. Saat ini malah hatinya terluka menahan rindu. Ingin rasanya dia menerobos tembok yang menjulang tinggi itu. Hanya untuk mengetahui kabar Agnina.

“Kamu sudah makan belum sayang? Kamu bisa nyuci ngak? Kamu bisa tidur tanpa mama gak?” dan masih seabrek pertanyaan lagi di benak Lasmi.

Lasmi melepas kerinduannya melalui derai air mata. Salam terkirim lewat embusan angin malam. Doa terlantun di setiap sujud.

“Kamu kenapa nangis?” Hamdan suami Lasmi kaget melihat isterinya sesunggukan.

“Aku kangen Agnina Mas, aku tidak pernah membayangkan sesakit ini rasanya berpisah dengan anak,” Lasmi semakin sesunggukan.

“Aku mengerti perasaanmu, cobalah untuk tenang. Jangan terlalu memikirkannya. Aku khawatir, perasaanmu dengan Agnina sama. Sama-sama rindu. Kasihan dia tidak konsentrasi di pondok. Percayalah air mata sedih ini kelak akan menjelma menjadi air mata bahagia,” kini giliran Lasmi yang mendapat penguatan hati.

Apa yang di katakan Hamdan ada benarnya. Ikatan perasaan Ibu dan anak sangat kuat. Perasaan Ibu dan anak sering sama. “Astagfirullah,” ucap Lasmi, dia mencoba berdamai dengan perasaannya. Dia takut Agnina akan memiliki perasaan yang sama dengannya.

Satu bulan pun berlalu. Lasmi mendapat panggilan dari nomer yang tidak dikenal. Gegas Lasmi menganggangkat panggilan itu. “Assalamu’alaikum Ma, ini aku Agnina. Aku gak betah Ma, aku mau pulang. Aku mau pindah sekolah Ma,” pemilik suara itu sesunggukan. Suaranya tenggelam dalam isakan tangisnya.

Hancur dan tersayat hati Lasmi mendengar kalimat itu. Namu dia sadar ini adalah bagian dari ujian. Doa semakin dikencangkannya.

“Sabar sayang, ini ujian. Lambat Laun kamu akan merasa betah. Minggu depan Insyaallah Mama akan jenguk,” panggilan berakhir. Lasmi mencoba kuat mendengar semua keluhan Agnina. “Kamu hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri Nak, bersabarlah,” lirih Lasmi.

Dua bulan berlalu, Agnina masih mengharapkan keajaiban. Agar dia bisa pindah sekolah.

Sore itu, semua santri berkumpul. Mereka akan menerima wejengan dari pimpinan pondok pesantren. Salah satu hadits Rasulullah SAW yang disampaikan oleh pimpinan pondok, yaitu tentang ganjaran bagi penuntut ilmu yaitu, “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim, no. 2699).

Meskipun masih belum betah di pesantren, Agnina menyimak dengan seksama tausiyah yang disampaikan oleh pimpinan pesantren. Hadist itu diresapinya.

Perlahan Agnina menemukan ketenangan berada di pesantren. Hatinya damai mendengar setiap ayat Al-Qur’an yang terlantun dari bibir para santri.

Agnina melihat kesuksesan para alumni pesantren. Dia melihat para santri senior begitu semangat belajar dan menghafal. Dia teringat pesan yang disampaikan oleh Om Ruzain. Dia harus memberikan mahkota syurga untuk kedua orangtuanya.

“Aku tidak mau mengecewakan kedua orang tuaku. Aku harus pulang dengan kesuksesan. Aku harus membuat mereka bangga,” berkat ridho dan doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Agnina yang menolak sekolah di pesantren itu, kini menjelma menjadi sangat tekun. Dia termasuk santri yang pandai. Hafalan Al-Qur’annya terus bertambah.

Tidak terasa hari ini genap dua tahun Agnina diantar ke pesantren dengan derai air mata kesedihan. Air mata dua tahun yang lalu itu kini kembali tumpah. Bedanya bukan air mata kesedihan tapi air mata kebahagiaan. Agnina Putri dinyatakan lulus menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Qur’annya.

Masyaallah, barakallah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, mantap keren tulisannya, sehat dan sukses bu Baiq

12 Apr
Balas

Mantap ceritanya bunda, sukses selalu

12 Apr
Balas



search

New Post