BAIQ SUMIATI, S.HI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Berdamai dengan Takdir

“Jangan pernah temui Bapakmu lagi. Ini adalah pertemuan terakhirmu dengannya. Jika kamu masih menamui Bapakmu, aku tidak segan menyingkirkanmu,” ucap Ibu sambung Yuni dengan sarkas.

“Ibu selalu merindukanmu nak, tapi Ayah sambungmu belum bisa menerima kehadiranmu. Maafkan Ibu nak,” seorang Ibu yang sudah melahirkanku tega meninggalkanku demi lelaki yang dia cintai. Bapak dan Ibuku sama-sama menjadi budak cinta. Mereka tega menelantarkanku.

“Aku hidup sebatang kara. Dua orang panutanku sepertinya sudah tidak memiliki hati. Mereka sibuk memuja pasangan baru mereka. Mereka lupa dengan seorang anak yang pernah menjadi penyempurna kebahagiaan mereka.

Aku tidak pernah minta untuk dilahirkan. Lalu mengapa aku yang menjadi korban? Tuhan, inikah takdirku? Ingin rasanya aku mencerca takdirku. Tuhan, ini terlalu berat untukku. Semua ini berawal dari kehadiran perempuan jalang itu. Yah, dia adalah wanita pelakor! Wanita yang tertawa di atas perceraian lelaki yang diincarnya.

Wanita pelakor itu sangat keji. Dia membuat dua hati sekaligus terluka. Aku dan Ibuku. Pelakor, kau memang kejam. Andai darahmu halal, aku adalah orang pertama yang menghabisimu,” Yuni terisak di sudut kamarnya. Dia menggerutu, dalam pekatnya malam. Kalimat menyakitkan dari Ibu sambung dan Ibu kandungnya, menjadi bumerang bagi dirinya.

Di saat sedang meratapi nasibnya. Yuni mendengar pintu kamar kostnya di ketuk. Gegas Yuni menghapus jejak lelehan bening yang menyeruak tanpa kompromi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sedihnya nasib anak korban perceraian. Ditunggu lanjutannya bu..

10 Apr
Balas

Keren ceritanya bunda, ditunggu kelanjutannya bun...

10 Apr
Balas



search

New Post