#MenulisHariKe-9

#TantanganGurusiana

Setiap hari adalah kejutan, manis ataupun kecut. Dan kau tak akan pernah tau kejutan apa yang akan kau dapat hari ini.

Baarakallahu fii umrik, anakku Muhammad Keanu Tsurayya. Semoga kelak menjadi orang yang banyak bermanfaat untuk agama, nusa dan bangsa. Alhamdulillah, Allah masih memberimu kesehatan sampa hari ini, dan semoga seterusnya kau selalu dalam lindungan-Nya.

***

Rasanya baru kemarin menimangnya ke mana-mana. Sekarang sudah bisa berjalan sendiri, berlari, bahkan berloncat. Turun satu tangga saja loncat, turun kasur loncat, ambil ini loncat, ambil itu loncat. Masya Allah, anak laki begitu ya, hobby sekali bikin orang kaget.

Dan rasanya baru kemarin begitu sibuk mengganti popoknya, mengganti bajunya. Sekarang malah selalu menolak dibantuin. Maunya pakai baju sendiri, pakai celana sendiri, bahkan baju ambil dan pilih sendiri di lemari. Untung saja lemariya kecil, masih terjangkau oleh tangan mungilnya.

Tadi malam sebelum tidur. Saya yang memulai pembicaraan.

“Nu, besok nanu ulang tahun loh. Wah, nanu sudah besar yaa, sudah segini tahun.” Saya menunjukkan empat jari di depannya. Lalu dia langsung menghitungnya.

“Satu, dua, tiga, empat. Empat tahun nanu besok mamak?” Matanya yang besar semakin membesar dan wajahnya bersinar-sinar.

“Sudah besar nanu besok mamak? Besok kaki nanu panjang sampe sanaaa, trus kepala nanu sampe sanaaa, kayak Paman Iki nanu terus.” Ia begitu heboh sambil menunjuk ujung kakinya yang akan memanjang dan katanya kepalanya akan meninggi sampe atap rumah. Lucu sekali anakku.

“Eh? Sampe sana?” Saya ikut menunjuk kea rah atas sambil meniru ekspresinya.

“Iya sih. Besok mamak yang tiup lilin ya, kayak bapak (we really miss you) yang dulu itu.” Saya tertawa sendiri. Saya bahkan tak pernah berniat membeli kue. Tahun-tahun yang lalu, selalu Mbahnya yang membeli, dan itu pun ia tidak pernah ada minat memakannya, hanya senang memainkannya.

“Kok mamak? Nanu sih”

“Ish, ndak mau, nanti nanu terbakar.” Padahal ya, kalau bercerita tiap hari, katanya mau jadi pemadam kebakaran. Tapi tiup lilin aja masih takut. Hihi.

“Mamak mau kasi surprise yang lain.”

Sepulang saya sekolah, hari-hari biasanya ia akan bersembunyi, lalu saya akan berpura-pura bingung mencarinya, berpura-pura tidak tau tempat persembunyiannya. Padahal mah, tempat sembunyinya di situ-situ aja. Tapi biar seru gitu loh. Tak jarang juga saya sambil bernyanyi mencarinya.

“Where is nanu? Where is nanu? Where is nanu? Peek a boo…Where is nanu? Where is nanu?” Lalu ia akan merasa geli di sana, di tempat biasa, di balik pintu.

“I see you” Akhirnya saya menemukannya yang ceritanya sudah lelah mencarinya. Lalu kami tertawa dan ia mencubit-cubit pipi saya dengan ‘kejembutannya’.

Tapi siang ini, tidak ada drama persembunyian. Ia langsung keluar dari balik pintu dengan wajah antusias. Saya yang belum sampai pintu depan masih berjalan santai dan sengaja bersikap acuh padanya. Menggemaskan sekali wajah penasarannya.

“Mana surprisenya mamak?” Matanya berbinar-binar manja. Sepertinya ia lama menunggu sedari pagi. Kasian anakku.

“Eh? Belum salam kok nyari surprise.”

“Mamak jaaak, cepatnyaaa”. Ia suka terbalik kalau bicara. Yang sebenarnya adalah ‘lamanyaa’.

“Di dalem ayok.” Saya masuk mengikutinya.

Dan….

“Taraaa” Saya mengeluarkan beberapa lembaran gambar-gambar superhero yang sengaja saya print di sekolah. Gambar-gambar yang hanya dengan outlinenya, belum diwarnai. Dia terlihat begitu senang.

“Warna apa celananya Hulk jak mamak?”

“Warna apa topinya Batman jak?”

“Mana Captain America?”

“Warna merah bajunya Spiderman kan mamak?”

“Mana Ultraman Ginga jak mamak?”

“Ultraman Orb ini mamak?”

Saya yang sama sekali tidak tahu nama-nama Ultraman hanya mengiyakan. Saat itu juga ia langsung sibuk mewarnai dengan crayonnya. Saya sampai ketiduran di dekatnya. Bangun-bangun, saya menemukan ia sedang duduk dengan Paman Iki yang membawakannya kado. Lalu beberapa menit kemudian, datang Bibi Eka dan Mbah membawakannya kue. Eh? Ini kejutan ya?

Lombok Timur, 17 Juni 2021