Setangkai Petai Kenangan
#Tagur hari ke-99
#Pentigraf ke-110
Oleh B. Herru Istiyanto
Mentari perlahan beringsut ke sebelah barat. Mendung tebal menggelantung di awan. Hembusan sang bayu membuat dingin suasana senja itu. Perlahan hujan pun turun dengan derasnya. Sebuah mobil putih berhenti di depan rumah Wisben. Sesosok gadis keluar dari mobil. Berbalut baju putih berpayung hitam, ia memasuki pintu gerbang rumah Wisben. Sepertinya rumah Wisben sepi tak berpenghuni. Dengan sesal di hati ia menggantungkan setangkai petai di rimbunnya pohon anggur depan rumah. Tak lupa ia meninggalkan pesan di whatsapp Wisben.
Selang setengah jam kemudian Wisben pulang. Betapa terkejutnya saat melihat setangkai petai menggelantung di depan rumah. Rupanya Wisben telah terlambat menyambut tamu spesialnya. Bungahe, gadis itu sengaja memyempatkan diri untuk menemui Wisben sebelum terbang tuk melanjutkan belajarnya di negeri jiran.
Hujan perlahan mulai reda. dengan ditemani secangkir kopi hitam, Wisben menyalakan televisi. "Pemirsa, telah terjadi sebuah kecelakaan tunggal di jalan alas roban. Sebuah mobil putih tergelincir masuk ke dalam jurang. Seorang gadis masih terjebak di dalam mobilnya." Suara dari pembaca berita tersebut membuat Wisben tercengang. Ia hanya bisa memandangi setangkai petai sebagai kenangan terakhirnya.
Batang, 30 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Astaghfirullah...kisah yg sedih. Terima kasih kunjungannya ya Pak. Untuk buku 4 dan 5 boleh dimiliki umum. Silakan didonlot
Terima kasih ibu Riful Hamidah, baarakallaah fiikum.
Kereeen pentigrafnya, Pak. Salam literasi
Terima kasih Bapak Dede, semoga Bapak dan keluarga selalu sehat, sukses, dan barokah. Aamiin
Kasihan wisben,,, semoga gadis pujaan hati baik2 saja. Mantap mas,, sukses selalu
Terima kasih Bapak Burhani, semoga Bapak dan keluarga selalu sehat, sukses, dan barokah. Aamiin
Bungahe membawa petai. Kenapa tidak membawa bunga ya. Kasihan Bungahe. Cerita penuh romantika. Sukses selalu Pak Bambang. Salam literasi.
Kalau petai bisa dimakan, sedangkan bunga hanya bisa dipandang saja, Terima kasih Ibu Zulfa, semoga Ibu dan keluarga selalu sehat, sukses, dan barokah. Aamiin
Supeeeer pak...twistnya keren, setangkai petai
Terima kasih ibu Gismawarni, baarakallaah fiikum.
Petai jadi kenangan berharga ya Wisben, salut. sehat dan sukses selalu
Iya ibu Elvina, terima kasih semoga selalu sehat
Kasihannya Bungahe. Semoga selamat ya Pak biar bisa kirim petai lagi...hehehehe. Keren Pak dan salam sukses.
Suka petai juga ya bu Aisyah? Terima kasih baarakallaah fiikun.
Semoga gadia selamat, dan Wisben bisa makan petai dengan nikmat. Sukses selalu, pak
Terima kasih ibu Yessy, smg selalu sehat. Baarakallaah fiikum
Petai kenangan ya? Bisa aja Wisben. Hehehe...Salam sukses selalu.
Terima kasih Ibu Robingah, semoga Ibu dan keluarga selalu sehat, sukses, dan barokah. AamiinTerima kasih juga petainya, mantap dan membuat nafsu makan bertambah. Baarakallah fiikum
Aamiin. Alhamdulillah jika suka dengan petai itu.
Lama dah gak makan petai padahal.
Petai dg kisah tragis nan pilu ini Pak guru heee...selalu dengan ide yang keren. Sehat dan sukses selalu Pak guru
Terima kasih Ibu Guru Murdianah, semoga Ibu dan keluarga selalu sehat, sukses, dan barokah. Aamiin
Salam Sukses Pak
Terima kasih ibu Ermila, sukses selalu
Petai kenangan tekhir dari Bungahe. Keren twistnya,Pak Bambang. Semoga sukses selalu.
Terima kasih ibu Sari, sukses selalu. Baarakallaah fiikum
Semoga Bungahe selamat..twistnya keren Pak...sukses selalu
Terima kasih ibu Erida, sukses selalu
Aduhhh..kasihan Wisben Pak. Pentigrafnya keren dan twistnya dapat. Sukses selalu ya Pak
Terima kasih ibu Juniar, smg selalu sehat dan sukses.
Kasihan Wisben.Semoga gadis pujaan hatinya baik2 saja
Terima kasih ibu Eva, smg sukses selalu, baarakallaah fiikum
Duuh...kasihan Bungahe...blum smpat bertemu Wisben...salam sukses
Iya ibu Titik, terima kasih baarakallah fiikum.
Aduh ....Bagaimana nasib Bingahe... Sip pentigrafnya, pak Heru. Salam sukses selalu
Terima kasih Ibu Cicik, smg sukses selalu
Semoga garis selamat dan Wisben bisa menikmati petainya dengan lahap
Terima kasih Bapak Yusrin, semoga Bapak dan keluarga selalu sehat, sukses, dan barokah. Aamiin
Innaalillaahi wainnaa ilaihi raaji'uun. Moga si gadis tak kenapa-kenapa. Sukses slalu n salam literasi.
Semoga saja tidak apa2 ibu Nurzaitun, terima kasih, baarakallaah fiikum
Keren pak Bambang ceritanya.....akhirnya cukup memandang setangkai petai kengan nggih pwk...
Nggih Ibu Titik maturnuwun, baarakallaahu fiikum
Semoga bungahe tidak apa-apa, salam sukses selalu pak. Pentigraf yang keren
Terima kasih Ibu Yenti baarakallaah fiikum
Pete oh pete.... mo disimpan berapa lama ? atau dimakan semua. Semangat berkarya pak.
Semoga taqdir terbaik untuk bungahe.. Biar petainya tidak diabadikan sm wisben
Iya ibu Nur semoga saja, terima kasih, baarakallaah fiikum.
Ikhlaskan ..wesben wae...sukses pak Bambang..top ide ceritanya
Iya Bapak Sukadi alhamdulillah, terima kasih sukses selalu
kenangan Wis Ben setangkai pete yang taka akan hilang wanginya seperti kenangannya..salam literasi
Wuihhh pernah makan petai juga ya? Terima kasih ibu Lia semoga sukses selalu.
Wah ... apakah wisben tega memakan petai kenangan itu ya? Hehe ... salam sukses pak
Kalau gak dimakan mubadzir ibu Yuda hehehehe, terima kasih sukses selalu. Baarakallaah fiikum.
Semangat terus berkarya dan sukses selalu
Iya Bapak Sucipto, terima kasih