Bani Chajar

Guru fisika SMA 2 Semarang. Memiliki minat menulis dan hobi badminton. Sesekali suka travelling....

Selengkapnya
Navigasi Web
Benar Benar Kehabisan

Benar Benar Kehabisan

Saat ini aku benar-benar kehabisan ide untuk menulis. Jangankan menuangkan gagasan, pemikiran, ataupun hasil olah pikir yang lain, bahkan untuk fokus sejenak saja terasa berat. Otak ini rasanya beku, logika yang biasanya tersusun sistematis mengontrol alur pikiran, kali ini benar- benar macet. Semua terasa buntu. Tidak ada jalan keluar. Aku hanya bisa duduk diam termangu tanpa berbuat apapun, kecuali hanya memandang kertas-kertas berserakan di atas meja ruang tamu. Aku menghela nafas panjang. Tidak tahu mesti berbuat apa. Kalau biasanya orang lain mencoba mengatasi kebuntuan dengan merokok, aku bukanlah perokok. Atau ada yang mencari inspirasi dengan jalan-jalan, aku sedang tidak mood jalan- jalan.

Iseng-iseng tanganku meraih tumpukan kertas koran dibawah meja ruang tamu. Kubuka halaman demi halaman, mulai dari depan hingga halaman terakhir. Tidak ada yang menarik, karena memang itu koran beberapa hari yang lalu. Beritanya sudah tidak up to date. Berulangkali kubolak-balik namun tidak ada juga hal baru yang aku dapat untuk sekedar mengusir kebosananku. Kucoba mengambil remote control televisi, lalu menyalakannya sejenak. Mungkin saja ada acara menarik yang bisa kulihat. Namun sepertinya malam ini acara yang ditayangkan tidak ada yang menarik perhatianku. Tombol-tombol chanel stasiun televisi kutekan pelan dan acara demi acara dari tiap stasiun televisi silih berganti nongol di layar monitor. Meski sudah berlangsung beberapa saat, semua itu tidak juga mampu menyedot perhatianku.

Aku makin bosan. Otakku tidak juga menemukan jalan keluar dari kebuntuan ide dan kebosanan yang tidak berujung pangkal. Tiba-tiba perutku terasa perih. Ah, ternyata dari tadi siang aku belum makan. Maklum kesibukan pekerjaan yang seabrek kadang memaksaku untuk mengesampingkan kebutuhan primer yang satu itu. Namun panggilan alam (baca : rasa lapar) memang tidak bisa dibohongi. Perlahan aku menuju ruang makan. Pandanganku tertuju pada meja makan. Disitu ada tudung (penutup makanan) besar. Kubuka pelan-pelan dan berharap di dalamnya ada sesuatu yang bisa dimakan atau sekedar pengganjal rasa perih di perut. Alamak, harapanku sirnalah sudah, ternyata cuma tersisa piring kosong. Lengkaplah sudah penderitaanku saat ini. Pikiran buntu, ide mampet, perut kelaparan, kehabisan makanan pula....

Ha ha ha ha. ... nasib....nasib....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post