#Tantanganmenulisguirusiana

#Hari ke-229

Menjadi Guru itu Awet Muda

Suatu ketika saya berjumpa dengan tiga orang ibu-ibu yang berkumpul di halaman sekolah ketika penerimaan siswa baru. Ketiga ibu-ibu itu menyapa saya dan mengatakan mereka adalah siswa saya ketika di SMA dulu. Rupanya mereka bertemu tanpa sengaja seperti reunian dadakan karena sama-sama ingin mendaftarkan putra-putrinya. Mereka lantas berucap bahwa saya sebagai gurunya tak berubah, persis sama ketika mereka masih menjadi siswa saya dua puluh tahun lalu. Saya lantas menyangkal walaupun di hati ada rasa senang karena dikatakan awet muda. Namun mereka tetap mengatakan demikian.

Pada kesempatan lain, saya pernah pula ditegur seorang wanita. Badannya agak kurus. Beberapa gigi depannya sudah ompong. Wanita itu tampak sudah tua betul, maaf boleh dikatakan mirip nenek-nenek. Walaupun begitu, saya masih ingat bahwa wanita itu adalah mantan siswa saya. Maka ketika saya katakan kepada teman-teman saya yang kebetulan ada di situ, bahwa wanita itu adalah mantan siswa saya, teman-teman saya itu tidak percaya.

Masih banyak kisah-kisah lain yang setiap bertemu dengan mantan siswa, mereka selalu mengatakan hal yang sama, sehingga ada sebuah kesimpulan bahwa guru itu awet muda. Mungkin juga cerita saya ini pernah dan sering dialami oleh guru-guru yang lain.

Lantas apakah yang sebenarnya membuat profesi guru itu awet muda?

Beberapa pendapat mengatakan bahwa faktor kesenangan yang menjadikan guru tu awet muda. Profesi guru adalah profesi yang penuh tawa. Tertawa memicu keluarnya hormon Endorphin. Hormon yang dinamakan hormon kebahagiaan. Hormon ini keluar ketika kita merasa rileks. Hormon Endorphin memiliki efek menenangkan seperti morphin, namun tidak ada efek sampingnya.

Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa guru adalah profesi yang paling sehat diantara semua profesi yang ada, termasuk pengacara, dokter, pengusaha dan lainnya. Kesehatan mental guru paling tinggi di antara semua profesi.

Peneliti dari South Florida, yang melakukan survei terhadap 180.000 pekerja profesional di seluruh dunia, mengatakan profesi guru lebih dari sekedar pekerjaan, tapi merupakan sebuah panggilan. Para guru mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang menyenangkan karena langsung berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

The Gallup-Healthways Well-Being Index melakukan survei skala besar untuk mengetahui hubungan antara profesi dan tingkat kesehatan. Dengan menggunakan definisi sehat dari badan kesehatan dunia (WHO) yaitu keadaan fisik, mental dan sosial yang sehat dan sejahtera, peneliti menemukan bahwa guru adalah profesi yang paling sehat.

Sejak Juni 2008 hingga Juli 2009, peneliti melakukan survei terhadap 180.000 pekerja profesional di seluruh dunia untuk mengevaluasi kehidupannya. Mulai dari akses ke makanan, kesehatan emosional, kelakuan atau kebiasaan buruk seperti merokok, olahraga dan diet, lingkungan kerja serta kesehatan fisik.

Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa guru adalah profesi yang memiliki tingkat kesehatan mental dan kelakuan yang paling tinggi, yaitu dengan skor 71,7 persen. Rahasia yang membuat guru tetap sehat adalah lingkungannya yang selalu berhubungan dengan orang-orang muda.

Lingkungan yang selalu dipenuhi keceriaan dan kegembiraan merupakan faktor yang bisa menghilangkan stres pekerjaan. Jadi tidak heran profesi guru adalah profesi yang paling sehat karena banyak dikelilingi orang-orang penuh ceria dan semangat tinggi.

Oleh karena itu, berbahagialah kita menjadi guru karena panggilan jiwa hingga kita merasa senang melaksanakan tugas yang diemban. Maka pendapat yang mengatakan bahwa guru itu awet muda agaknya memang benar dan cukup beralasan. Tetaplah semangat menjadi guru. Salam literasi!

Tanjungpandan, 24 September 2020

(Sumber bacaan https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1271644/guru-profesi-paling-sehat-di-dunia)