#Tantanganmenulisgurusiana

#Hari ke-194

Mensyukuri Nikmat Sehat

Sungguh harus saya syukuri bahwa hingga hari ini masih diberikan nikmat sehat. Peristiwa operasi benjolan pada punggung saya kemarin, 19 Agustus 2020 memberikan pelajaran berharga bahwa betapa besar nikmat sehat yang diberikan oleh Allah SWT selama ini. Seumur hidup saya baru kemarinlah merasakan bagaimana sakitnya saat ditusuknya jarum infus ke tangan saya. Begitu juga halnya dengan rawat inap yang baru pertama kali alami serta masuk ke ruang bedah dengan peralatan yang mungkin menakutkan bagi semua orang.

Agaknya benar jika orang mengatakan bahwa sesuatu itu akan terasakan begitu berharga ketika kita telah kehilangan. Dalam keseharian terkadang tidak kita sadari bahwa kesehatan itu mahal harganya hingga kita lupa untuk selalu menjaganya. Ia akan terasakan betapa berharganya apabila kita menderita sakit. Di sinilah sesungguhnya letak makna syukur. Ketika kita merasa sakit betapa kita harus bersyukur atas kondisi badan yang sehat.

Allah SWT menciptakan semesta dengan segala isinya secara berpasang-pasangan. Pada hakikatnya keberpasangan itu untuk memberi makna agar kita selalu bersyukur. Ada sehat, ada sakit. Ada lapar, ada kenyang. Ada saatnya merasa lapang, ada saatnya merasa sulit. Ada saatnya kita tertawa gembira, ada saatnya kita menangis bersedih dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan bagian dari keniscayaan hidup yang harus kita hadapi. Maka sebagai insan yang bertaqwa tentunya kita tak perlu mengeluh bahwa hal positif dan negatif yang kita hadapi dalam hidup semuanya memilki makna, bergantung bagaimana kita menyikapinya.

Kita butuh sakit agar bisa merasakan betapa berharga dan nikmatnya sehat, sebagaimana kita butuh lapar untuk merasakan betapa nikmatnya makan hingga perut kita kenyang. Coba bayangkan jika kita selalu dalam posisi kenyang, kapan kita akan merasakan nikmat makan? Begitulah dengan kesehatan kita.

Menurut Kamus Arab-Indonesia, kata syukur diambil dari kata syakara, yaskuru, syukran, dan tasyakkara, yang berarti mensyukuri-Nya, memunji-Nya. Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-Nya. Menurut bahasa, syukur adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati mengangungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.

Kita dituntut untuk menyikapi nkmat-nikmat Allah Swt dengan bersyukur. Kita harus sadar bahwa nikmat tersebut adalah pemberian dari Yang Maha Kuasa harus dipergunakan dalam rangka ketaatan kepada Allah Swt dan tidak menyebabkan kita sombong dan lupa kepada yang memberi nikmat tersebut. Barang siapa yang mensyukuri nikmatnya, maka Allah akan membalasnya. Sebagaimana firman Allah Swt. “Dan ketika tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkarinya (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabku amat pedih” (QS Ibrahim:7)

Hari ini merupakan tahun baru Islam 1442 hijriah. Dalam perjalanan waktu dari tahun ke tahun, sudahkah kita betul-betul mewujudkan rasa syukur melalui tindakan dan perbuatan kita? Kita berharap pergantian tahun ini menjadi sarana introspeksi diri kita bagi peningkatan iman kita beriring dengan waktu yang berjalan menjadikan semakin berkurangnya jatah hidup kita di muka bumi ini. Mari berbenah diri untuk berbuat yang terbaik dengan selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan terutama nikmat sehat hari ini.

Tanjungpandan, 20 Agustus 2020