Selembar Surat untuk Sang Guru
#Tantanganmenulisgurusiana
#Tantangan hari ke-45
Bulan-bulan ini
Kami kedatangan tamu
kedatangan Sang guru
Wajahnya sangar dan menyeramkan
Begitu galak dan menakutkan
sengaja oleh pemiliknya dikirimkan
hingga kami mendapat pelajaran
akan makna kehidupan
Banyak di antara kami
selama ini tangannya jarang dicuci
Kini kau ajarkan
untuk selalu mencuci
Banyak di antara kami
selama ini mandinya hanya sekali sehari
Terkadang jarang mandi
Hingga tubuh penuh daki
Kini kau ajarkan mereka selalu bersuci
Jadi takut jika tak mandi
Banyak di antara kami
selama ini pakaiannya jarang berganti
Baunya menyengat setiap hari
Menebar jagat raya ini
Kini kau ajarkan untuk berganti
dan mencucinya setiap hari
Kami baru sadar
untuk hal-hal kecil dan mendasar
Pendidikan yang tinggi hingga mendapat gelar
tak cukup membuat kami pintar
Karena kesombongan-kesombongan kami
Mengharuskan kau harus hadir
Berita kehadiranmu telah mengguncang dunia
Menjadikan setiap tidur kami terjaga
biar kami sadar atas segala alpa
yang selama ini kami lakukan
Kami diajarkan makna kebersamaan
Ketika bepergian dan berkumpul
jadi larangan
hingga kami dipenjarakan
dalam vila-vila kesenangan
Kami juga sadar
mungkin selama ini
bibir dan lidah kami
kurang fasih menyebut nama pemilikmu
yang sesungguhnya juga pemilik kami
Namun kini,
Di tengah kehadiranmu mencekam dan menakutkan
Banyak di antara kami yang baru sadar berucap
“Ya Allah, Allahuakbar, Astaghfirullah”
Nama yang seharusnya menjadi buah bibir kami
Setiap hari
dalam sehari semalam
Wahai guru kami yang amat menakutkan
Mungkin sudah cukup pelajaran bagi kami
untuk mengubah sikap kami yang lalai
sudah cukup pelajaran bagi kami
Tentang hakikat hidup
di dunia yang fana ini
Lihatlah!
saudara-saudara kami
yang telah bergelimpangan
sudah cukup merobek hati
dan perasaan kami
Pelajaran yang kau berikan
melalui kelas-kelas online
dari negeri Cina dan Itali
Sudah cukup menyadarkan kami
Maka dari itu,
jika telah usai tugasmu
berikan pelajaran berharga
Kami tak keberatan
jika engkau pergi segera
dari kehidupan kami
Kau adalah pengalaman pahit kami
Yang mampu menerbitkan manisnya iman kami
Kami insyaf akan kelalaian kami
Kami bersyukur bahwa
engkau telah menjadi perantara
mengingatkan diri kami yang selalu alpa
Mengingatkan diri kami
akan kematian yang pasti dan nyata
Menyadarkan bahwa tak ada kuasa
atas kuasa-Nya
Sang pemilikmu, juga pemilik kami
Seru sekalian alam
Penguasa jagad raya
Zat yang maha agung
Tempat kami bersimpuh
Memohon segala ampunan
Amiin!
Tanjungpandan, 24 Maret 2020
Basri Wahid
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
MasyaAllah pak merinding kmek macenye, seolah sang Maha Guru dekat sekali keberadaannye
Trims
Aamiin.
Amiin
Mantap, Pak Basri.
Terimakasih pak
Keren Pak puisinye
Trims
Mantap, diksinya puitis dan menyentuh.
Trims
Amin....Keren puisinye Pak.
Trims