Bastini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ayunan tebu

Ayunan tebu

Seperti biasanya, setiap Minggu Liana dibawa ibunya. Minggu itu iya di bawa ke Payo.

Payo suatu desa terisolir di atas bukit. Jalan setapak. Terkadang di perjalanan ketemu dengan kuda beban yang membawa hasil panen untuk di jual kepasar. Tak ada rasa takut karena sesekali berpapasan dengan orang pergi ke ladang atau orang pergi ke pasar. Yang mereka takutkan hanya babi yang nyasar ke jalan setapak itu.

Liana menikmati perjalanannya. Terkadang ia berlari menaiki jalan yang menanjak sehingga ibunya memanggil kalau jarak mereka sudah agak jauh,

Sampailah mereka di desa Payo. Tempat yang mereka tuju adalah rumah orang desa yang punya kebun tebu.

Adat orang di desa yang sangat memuliakan tamu. Mereka menyuguhi tebu yang sudah di kupas dan di potong potong. Enak, manis dan segar hehehe...orang haus mendaki di kasih tebu..terbayangkan nikmatnya..?

Setelah istirahat sejenak Ibu Liana memesan 10 batang tebu. Menjelang di ikat Liana pesan kalau ia mau membawa tebu juga. Walaupun sudah di larang..berat..kata ibunya ..Liana tetap mau mencoba. Tebu yang 9 batang diikat. Satu batang untuk di bawa Liana . Kasihan Liana kecil yang baru umur 10 tahun. 

Mulailah mereka berjalan kembali pulang membawa batang tebu yang panjang. Di kepala Liana sudah ada satu batang tebu yang panjang. Separo perjalanan Liana sudah mulai senyum senyum sendiri. Di jalan yang menurun Liana sudah ketawa ketawa sendiri..Ibunya bertanya..berat...oyo kita berhenti sejenak.

Duduklah mereka di bawah pohon untuk menhindari panasnya matahari. Sarung penyangga tebu di kepala menjadi kipas untuk mengurangi panas badan karena panjangnya jalan yang sudah di tempuh. Sambil minum air yang mereka bawa, ibu Liana menghiburnya dengan memijit mijik kaki Liana..Capek ya kata ibunya..Liana kecil tersenyum sambil geleng kepala. A yo jalan lagi bu kata Liana sambil meletakkan tebunya di kepala.

Perjalanan dilanjutkan kembali. Jalan makin menurun. Beban yang berat menyebabkan kaki Liana susah untuk di rem. Berjalan dengan kencang menyebabkan tebu di kepala Liana berayun, Ayunan tebu yang kencang menyebabkan kepala Liana mengangguk angguk.

Liana mulai lagi tersenyum senyum sendiri, cekekin sendiri. Ia tak mau menyerahkan tebu itu pada ibunya sehingga perjalanan di hentikan kembali. Perjalanan dengan medan yang berat, beban yang berat dilakukan oleh Liana yang tak pernah menyerah dan mengeluh..

Solok. 21 April 2020

TGS H-22

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, si kecil yang suka bekerja keras buk ....

25 Apr
Balas

Hehehe..masih dalam baraja...salam literasi..mksh..

22 Apr
Balas

Mantap buk..

22 Apr
Balas



search

New Post