BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika tertanggal 27 April 2020 yang di tanda tangani oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksikan untuk seminggu ke depan akan terjadi periode peralihan, dari musim hujan ke musim kemarau ( pancaroba ).

Pada pancaroba ini cuaca berobah lebih dinamis dan sangat dipengaruhi pemanasan permukaan oleh radiasi matahari, sirkulasi atmosfir lokal, serta ada tidaknya gangguan lokal di atas suatu wilayah akibat badai tropis, pusaran angin dan gelombang equator tropis.

Perobahan tersebut akan berdampak pada daerah Bengkulu, Jambi, Sumatra Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Cuaca yang sangat ekstrem ini tidak saja berdampak kepada daerah, tapi juga berdampak pada masyarakatnya.

Masyarakat yang saat ini diminta stay at home, Work from home tentu suatu keuntungan yang tidak mempengaruhi kondisi fisiknya. Kenyataannya tidak demikian. Masyarakat masih banyak yang keluar rumah dengan keadaan urgen seperti mencukupi kebutuhan. Masyarakat yang tidak berpenghasilan tetap masik terpaksa bekerja di luar rumah.

Hujan yang turun, atau angin kencang menyebabkan kondisi tubuh terganggu. Daya imun tubuh akan menurun ditambah kebutuhan gizi yang tak tercukupi. Flu, demam dan batuk akan menyerang.

Di saat Covid-19 sedang mewabah tentu pikiran akan terganggu tentang penyakit yang menyerang. walaupun itu bukan virus covid. Bila pergi berobat jangan salahkan kalau pelayanan paramedis lebih hati hati kepada setiap pasien yang ditanganinya karena virus Covid sedang mewabah.

Lebih baik hindarilah cuaca yang ekstrem agar badan tetap sehat sehingga flu deman tak di curigai oleh orang lain.

Solok, 1 Mei 2020

TGS H-32