Liana seorang gadis kecil yang lincah dan cerdas. Anak yatim yang ditinggal ayahnya saat berusia dua tahun. Gadis kecil Liana selalu di bawa ibunya kemana pergi. Usianya sudah 7 tahun. Sang ibu yang single parent berusaha memenuhi kebutuhan keluarga yang terdiri dari ibu, anak dan nenek.

Setiap hari minggu tiba, Liana sangat senang sekali. Bukan karena tidak sekolah tapi karena ia selalu dibawa ibunya entah kemana

Pagi hari liana sudah bangun. Mandi pagi, gosok gigi, bersihkan tempat tidur sudah menjadi kebiasaannya. Sarapan sudah disiapkan neneknya dari jam enam pagi.

Pergilah Liana dengan ibunya berjalan kaki yang jaraknya 3 km. Jalan setapak. Tak ada angkutan saat itu. kearah pedesaan. Sepanjang jalan ibunya selalu menggandeng Liana dan bercerita untuk menghilangkan rasa penat saat berjalan.

Bagi orang dewasa mungkin perjalanan 3 km biasa. Kaki liana yang mungil dan langkahnya yang pendek sangat melelahkan. Kelelahannya terobati setelah sampai di ladang orang yang punya tanaman kacang tanah. Panen Besar katanya dalam hati.

Tanaman kacang tanah sudah ada yang di cabut oleh pemiliknya. Beberapa tumpukan tanaman kacang sudah ada di ladang itu.

Ibunya mendekati salah satu tumpukan tanaman kacang. Karung yang di dibawa dari rumah untuk sementara di bentangkan di tanah, Liana duduk diatasnya. Liana yang sudah tahu kerjanya langsung memulai melepaskan kacang dari akarnya. Kacang yang bagus dan bernas dipisahkan dari kacang yang muda yang belun ada isinya.

Ibunya belum mulai bekerja. Ia sibuk mencari beberapa dahan pohon mangga kering. Dahan itu di tancapkan di samping liana dan di beri tanaman kacang yang buahnya sudah di panen. Jadi dahan pohon itu seperti pohon hidup. Dahan yang pakai daun kacang itu di sebut TUA yang gunanya untuk melindungi Liana dari panas matahari. TUA fungsinya sama dengan tenda atau payung sebagai tanda sayang ibu pada anaknya.

Solok, 18 April 2020

TGS H-19