[email protected]

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
IBU KEPSEK
Gambar hanya pemanis

IBU KEPSEK

Tingting, tingting. . . terdengar ringtone jadul ponsel ku. Ya meskipun ponsel ku android namun aku lebih suka menggunakan ringtone nokia jadul. Ku tatap layar ponsel ku, tampak sebuah notifikasi pesan masuk. “Apakah dia menghubungi ku?” dalam hati ku bertanya, begegas ku buka pola ponsel ku. "Semoga dia yang kemarin menghilang kembali menghubungi ku" harap ku. Ternyata bukan dia, sedikit kecewa tapi ya sudahlah, mungkin dia telah bahagia disana dengan hubungan barunya.

“Mat nanti malam ke rumah ya, ditunggu. tq.” Sebuah pesan singkat masuk dari seseorang. Kembali ku letakan ponsel diatas meja kerja, segera ku angkat kepala, memandang jam dinding didepan meja kerja, Nampak waktu telah menunjukkan pukul 17.00. Segera ku rapikan meja kerja ku, “ahhhh” ku hela nafas panjang ku. Ku rasa cukup untuk hari ini, waktunya pulang.

“Assalamualaikum” setiba ku dirumah, “Waalaikumsalam” sahut ibu ku. “sudah makan?” Tanya nya. “belum” jawab ku. “Ya sudah, makan sana ada rebusan kubis” tambah ibu ku. Entah mengapa aku sangat suka rebusan kubis, aku tidak pernah pilih-pilih makan. Bisa makan saja sudah Alhamdulillah. Hehehe.

Tidak terasa isya pun tiba, bergegas ku ambil wudhu untuk menunaikan kewajiban. Selain kewajiban sih ibu suka rewel kalau dirumah aku tidak sholat. Tapi masih mending ibu ku, dahulu saat almarhum ayah ku masih ada, aku suka dipukul kalau tidak sholat. Aku bukan pribadi yang taat, terkadang aku pun malu dengan diriku sendiri, tapi mau bagaimana lagi, hidayahnya belum sampai. Setelah sholat kembali ku rebahkan tumbuh ku diatas kasur empuk . Ini tempat yang paling nyaman didunia, disini semua cerita hidupku ku utarakan. Air mata, sedih, kecewa, bahagia, semuanya aku keluarkan disini.

Saat hayal ku terbang kesana kemari, memikirkan masa depan aku menjadi walikota, hehehee. Tiba-tiba ku teringat, “Tadikan ada pesan ibu kepsek, meminta ku kerumahnya. Duh lali aku”. Segera ku pamit kepada ibu, dengan cepat ku nyalakan mio biru ku.

“Assalamualaikum” ucap ku setiba dirumah ibu kepsek. “Waalaikumsalam” terdengar suara seorang wanita parubaya menjawab salam ku. Ia adalah ibu Siti, kepala sekolah ditempat ku bekerja dulu. Meskipun aku tak bekerja disekolah itu lagi, bagi ku ia tetaplah kepala sekolah ku. Buk Siti adalah orang yang baik, ramah dan sangat mudah bergaul. Walaupun ia adalah seorang PNS, ia tidak pilih-pilih dalam berteman, baik staf honor, staf PNS, guru honor maupun guru PNS semua dirangkulnya seperti seorang sahabat. Yang sangat aku kagumi dari dirinya adalah semangat juang, ia sangat kreatif, penuh inovasi dan selalu memiliki sejuta harapan. Ya seperti malam ini, aku yakin ia pasti meminta bantuan untuk mendaftar lomba mengarang ataupun mengikuti seminar. Begitulah ia, semangatnya tidak pernah termakan usia. Dia adalah salah satu alasan ku berani bermimpi sampai hari ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semakin kesini semakin imajinasinya terarah, menarik sekali ulasannya pak, kita tidak tahu kedepannya akan bagaimana, yang terpenting memiliki semangat juang lebih dulu dalam segala hal, InsyaAllah ada barokahnya, Aamiin.

17 Jan
Balas



search

New Post