Belenggu Corona
Belenggu Corona
Karya: Bayu Mufti Sugiyanto
Tahun 2020 dunia dihebohkan dengan satu wabah atau pandemi yang bernama covid-19 atau juga lebih akrab dikenal dengan virus corona, dalam fase kehidupan pandemi ini bukan pertama kali hadir di alam semesta. Beberapa virus pernah juga melanda seperti sars,flu burung, flu babi dan sebagainya. Ada sisi positif dan negatif ketika virus Corona ini melanda alam semesta.sisi positif dari pandemi ini, beberapa keluarga bisa menghabiskan waktu lebih untuk berkumpul bersama, kemajuan tekhnologi menuntut para penggerak pendidikan untuk berfikir inovatif dan memberikan terobosan baru dalam sistem pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih berkembang dan menuntut kita melek akan dunia digital, begitupula para pelajar seketika berubah dengan belajar lebih fleksibel dan tidak mewajibkan harus di tempat yang khusus, selain itu banyak hal-hal baru terbuka seperti adanya seminar online, pengajian online, reuni online bahkan halal bi halal online. Dari segi negatif beberapa usaha UMKM, tour and travel, jasa-jasa harian terkena imbas yang lumayan signifikan, disatu sisi banyak pelajar yang tinggal didaerah pedalaman mengeluhkan jaringan internet yang kurang lancar. Sehingga proses pembelajaran kurang maksimal, tetapi sebagai penuntut ilmu hal tersebut bukan menjadi alasan mutlak untuk tidak mau belajar, kita sebagai generasi yang baik harus selalu mengasah kemampuan untuk terus meningkatkan kualitas diri agar bisa bermanfaat untuk orang-orang disekitar kita. Agama islam sudah memberi pelajaran kepada kita, sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat untuk orang lain, begitupula nasehat keraton Jawa, kalau kita belum bisa bermanfaat untuk orang lain setidaknya kita tidak menggangu orang lain.
Dalam belenggu virus Corona ini harus kita pahami, setiap kejadian di alam semesta sudah menjadi kuasa Illahi dan didalamnya selalu mengandung hikmah yang harus sering kita renungi, bukan hanya selalu menghujat. Pandemi ini mengajarkan kita banyak hal, tolong menolong sebagai ukhuwah yang harus tetap terpatri tanpa menjatuhkan atau memilah golongan yang hanya disukai, persaudaraan terpupuk kembali, yang terkena virus terus disemangati agar tetap menjaga diri dan semangat untuk sembuh kembali. Masyarakat saling menopang menjujung tinggi ciri khas negri ini, yakni GUYUB.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren paparannya, PakMenurut saya, paragraf pertama bisa dipecah jadi 2-3 paragraf, PakSemangat, Pak
Semangat utk koreksi nggih pak, ada beberapa yg harus diperbaiki... Salam literasi
Terimakasih Bu, mohon bimbingannya
MantuL pak
Semangat bapak