b'chome udyah

menjadi orang yang bermanfaat adalah kebanggan tersendiri. terus berkarya dan yakinlah suatu saat kita akan tahu dimana manfaatnya. tetap semangat berbuat baik...

Selengkapnya
Navigasi Web
Langkah Mudah Menerapkan Model Pembelajaran Sentra

Langkah Mudah Menerapkan Model Pembelajaran Sentra

Pendahuluan

Model pembelajaran sentra, bagi dunia pendidikan anak usia dini sudah tidak asing lagi. Model pembelajaran yang menitikberatkan pada kegiatan bermain ini sangat cocok untuk diterapkan di dunia pendidikan anak usia dini. Kegiatan hariannya di rancang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa :

“Anak-anak hendaklah diberikan kebebasan, serta di berikan arahan bukan larangan. Untuk mendorong pendidikan lahiriyah, anak-anak diberi ruang untuk bergerak seleluasa mungkin. Sebab di masa usia dini itulah anak-anak sedang ada di dalam pertumbuhan motorik yang luar biasa”

“Sedangkan untuk mendidik bathinnya, anak-anak perlu didekatkan dengan cara-cara yang sesuai dengan jiwa mereka, yaitu dengan permainan, kerajinan dan bernyanyi”

Maka dari itulah model pembelajaran sentra digunakan untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan anak usia dini dengan tepat. Model pembelajaran sentra dicetuskan pertama kali oleh Dr. Pamela Phelps setealh mengadakan penelitiannya selama 40 tahun di Creative Pre School, Tallahasse Florida, AS.

Sekolah ini menerapkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan sehari-hari, seperti hormat, jujur, sayang teman, rajin, tanggung jawab, disiplin dan lain-lain. Nilai-nilai positif tersebut dibangun melalui program sehari-hari seperti makan, bermain, tidur dan lain-lain.

Pengertian sentra

Sentra berasal dari kata “Centre” yang artinya pusat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sentra adalah tempat yang terletak di tengah-tengah (bandar dan sebagainya); titik pusat; pusat (kota, industri, pertanian, dan sebagainya); sentral.

Menurut Depdiknas, (2006: 2), menguraikan pendekatan sentra dan lingkaran merupakan suatu pendekatan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang fokus pada anak, yang pada proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan menggunakan empat jenis pijakan antara lain: pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main.

Berdasarkan pendapat Yuliani & Bambang (2010: 81), menjelaskan sentra merupakan pusat kegiatan belajar atau pusat sumber belajar yang merupakan suatu wahana yang sengaja didesain untuk menstimulasi berbagai aspek perkembangan pada anak usia dini.

Berdasarkan pendapat Suyadi. (2010: 306), menjelaskan bahwa dalam pendekatan Beyond Center and Circle Time (BBCT) anak distimulasi untuk secara aktif dan kreatif melakukan kegiatan bermain dengan berbagai benda dan orang disekitarnya. Sedangkan pendidik lebih berperan sebagai motivator, fasilitator, serta pemberi pijakan.

Karakteristik Model Pembelajaran Sentra

Model pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh pembelajaran lainnya. Adapun karakteristiknya dapat dilihat dari beberapa aspek, sebagai berikut:

Ruangan Kelas;

Ruangan kelas dapat dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan kelas atau sentra-sentra. Setiap ruangan atau sentra terdiri atas satu bidang pengembangan. Kegiatan main mencakup tiga jenis main (sensorimotor, peran dan pembangunan). Rasio kelompok ideal maksimal 10 anak, ruang cukup luas dengan rumus 7 meter persegi per anak.

Guru;

Setiap guru harus mencintai dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi penjelasan secara umum kepada anak-anak yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari, memberi pengarahan, mengawasi dan memperhatikan anak-anak ketika menggunakan alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya, selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami oleh murid-murid dalam mengerjakan materi tersebut.

Selain itu, guru sentra harus menguasai perkembangan setiap anak dalam mengerjakan berbagai tugas sehingga dapat mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap anak dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau tugas perkembangannya. Dalam pembelajaran sentra ini, satu guru sentra hanya bertanggung jawab pada 7 sampai 12 anak saja dengan moving class setiap hari dari satu sentra ke sentra lain.

Bermain;

Menjadikan kegiatan "bermain" sebagai kegiatan inti, anak belajar melalui permainan mereka.

Pijakan;

Ada pijakan-pijakan yang mengantarkan anak maju atau naik sendiri ke tahap perkembangan berikutnya. Ada "circle times" (saat lingkaran)

Intensitas dan densitas;

Intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Sedangkan densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak.

Bahan dan Tugas;

Bahan pengajaran setiap sentra terdiri dari bahan minimal dan bahan tambahan. Bahan minimal yaitu bahan pengajaran yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan target kemampuan minimal dalam mempelajari setiap sentra tertentu.

Anak dan Tugasnya;

Setiap anak akan mendapat tugas dan penjelasan secara klasikal. Masing-masing anak dapat memilih sentra yang akan diikutinya. Ia bebas menentukan waktu dan alat-alat untuk menyelesaikan tugasnya. Setiap anak tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya selesai. Untuk mengembangkan sosiobilitas, anak boleh mengerjakan tugas tertentu bersama-sama. Dengan cara ini, anak akan mempunyai kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya.

Evaluasi Kemajuan Perkembangan Anak;

Pencatatan kegiatan belajar anak dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, halus, berbahasa, sosial dan aspek-aspek lainnya. Pencatatan kegiatan main anak dilakukan oleh guru (pendidik).

Selain mencatat kemajuan belajar anak, guru juga dapat menggunakan lembaran check list perkembangan anak, dilihat dari hasil kerja anak-anak, karena itu, semua hasil karya anak dijadikan sebagai bahan evaluasi dan laporan perkembangan belajar anak kepada orang tua masing-masing.

Macam-macam sentra

Sentra merupakan tempat anak belajar mengeksplorasi dengan mempergunakan seluruh kemampuannya melalui berbagai alat yang mendukung perkembangan main sensori motor, main simbolik dan main pembangunan.

Ada 7 sentra yang dapat digunakan untuk tempat bermain anak dalam membangun kemampuan dan pengetahuannya. Sentra-sentra tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sentra Bahan Alam

2. Sentra Seni

3. Sentrs Balok

4. Sentra Persiaan

5. Sentra Imtaq

6. Sentra Main Peran Besar

7. Sentra Main Peran Kecil

Sentra Bahan Alam

Sentra ini menyediakan bahan sifat cair atau bahan alam (eksplorasi di bak pasir, bak air dan perlengkapannya).

Alat main yang di gunakan disentra bahan alam antara lain :

1. Alat ukur (literan, botol, jerigen, sendok, gelas ukur, dan pompa air).

2. Bahan dengan benda-benda yang mengapung dan yang bisa tenggelam (batu, busa dan sumba).

3. Pencampuran warna (air, sumba, cat air)

4. Ublek (adonan tepung, pewarna dan air).

5. Pengenalan tekstur kasar dan halus (tepung dan pasir)

Sentra Seni

Sentra seni merupakan temapat bagi anak untuk memahami cara bekerja dengan bahan seni serta melatih pengembangan motorik kasar dan halus pada anak. Permainan yang disediakan di sentra seni antara lain : pembelajaran menggambar, mewarnai, melukis dengan berbagai media dan cara, membuat bentuk benda, binatang atau tanaman dengan menggunakan bermacam-macam bahan. Anak juga dikenalkan dengan meronce, menggunting, melipat, mencocok gambar, membatik jumputan, mozaik, kolase, menganyam dan menjahit

Sentra balok

Di sentra ini anak belajar tentang klasifikasi bentuk dan ukuran, belajar tentang konstruksi, berhitung jumlah dan matematika dasar. Alat yang digunakan adalah bermacam-macam balok dengan berbagai ukuran, bentuk dan tanpa warna. Minimal disediakan 100 balok untuk setiap anak. Balok ini dapat digunakan anak untuk merangsang untuk menciptakan bentuk bangunanan yang bervariasi dan terstruktur sesuai dengan ide atau gagasannya.

Sentra Persiapan

Sentra persiapan menyediakan yang mengajak anak kepada kerja yang lebih serius dari sekedar main. Peralatan main yang disediakan antara lain huruf-huruf, buku-buku cerita, alat tulis, angka-angka, pohon hitung, dan bahan-bahan lain yang merangsang anak mencoba konsep aksara dan matematika, hingga kemampuan membuat buku. Belajar membaca yang menyenangkan melalui gambar dan simbol-simbol keaksaraan.

Sentra Imtaq

Sentra imtaq memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal nilai-nilai moral dan agama melalui alat main yang disediakan di sentra ini. Beberapa lat main yang disediakan antara lain sarana-sarana ibadah dan aturan-aturan dalam beribadah, misalnya mengajarkan doa sehari-hari, praktek sholat dan praktek wudhu. Sehingga nilai-nilai moral yang berlaku menjadi bagian dalam hidup anak sehari-hari. Sentra imtaq juga membangun pengetahuan tentang keaksaraan hijaiyyah.

Sentra Main Peran Besar dan Kecil

Sentra ini adalah tempat anak melakukan semua imajinasinya tentang pengalaman hidup ataupun meniru perilaku orang dewasa. Sentra ini disebut juga main simbolik, role play, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi atau main drama. Yang membedakan kedua sentra ini hanya dari penggunaan alat main.

Sentra main peran besar menggunakan alat main yang sesungguhnya. Misalnya ketika berperan menjadi guru maka alat yang digunakan adalah alat tulis dalam pembelajaran, peran keluarga atau rumah tangga menggunakan alat rumah tangga yang sesungguhnya, dan lain-lain.

Sentra main peran kecil menggunakan alat main miniatur, misalnyaboneka mainan dan rumah boneka, rangkaian kereta dengan relnya, kebun binatang dengan miniatur binatang.

Sentra main peran memberikan kesempatan kepada anak untuk menciptakan kejadian-kejadian dalam kehidupan nyata dengan cara memerankannya secara simbolik.

Keuntungan menggunakan model pembelajaran sentra antara lain :

1. Sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk menjadi pembelajar aktif .

2. Sentra membangun kemampuan klasifikasi anak dengan benda kongkret yang pada akhirnya akan membangun kemampuan klasifikasi abstrak anak. Kemampuan ini akan membantu anak dalam memahami mana yang benar dan mana yang salah.

3. Sentra membantu anak menemukan referensi yang menyangkut makna disiplin. Melalui stimulasi langsung saat bermain disentra, mereka belajar bagaimana melakukan sesuatu sesuai dengan aturan.

4. Model pembelajaran sentra menekankan proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Guru berfungsi sebagai fasilitator.

5. Model pembelajaran sentra merangsang anak untuk aktif belajar melalui kegiatan bermain. Seluruh kegiatan yang berpusat pada anak sebagai subjeknya, sedangkan guru menjadi fasilitator dengan cara memberikan pijakan-pijakan (scaffolding).

6. Kegiatan dalam pembelajaran model sentra menjadi wadah bagi anak untuk membangun kemampuan dan keterampilannya tanpa tekanan dan paksaan dari guru ataupun lingkungan.

Langkah mudah menerapkan model pembelajaran sentra

Model pembelajaran sentra sangat sesuai dengan kondisi dari setiap lembaga yang ingin menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak. Berikut langkah mudah dalam menjalankan model pembelajaran sentra :

1. Kemauan

Lembaga pendidikan terutama lembaga pedidikan anak usia dini, harus memiliki kemauan yang kuat dalam melaksanakan model pembelajaran sentra. Kenali lingkungannya, pelajari bagaimana sumber daya manusianya dalam menyikapi sebuah perubahan. Berikan edukasi yang tepat dan menyenangkan, bagaimana menyikapi sebuah informasi baru. Dan yang terpenting adalah mau berubah.

2. Coba dulu

Setiap perubahan pasti memiliki dampak baik positif maupun negatif. Keberanian kita untuk mencoba setiap hal-hal yang baru akan menentukan bagaimana kita mampu meberikan sebuah penilaian berdasarkan sudut pandang kita sebagai pelaku. Dengan mencoba kita akan tahu apa kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan suatu program.

3. Manfaatkan lingkungan

Program sentra adalah program yang serius dalam mendampingi perkembangan anak. Lingkungan merupakan media utama dalam proses perkembangan anak. Dari lingkungan anak akan belajar banyak hal terutama yang terkait dengan pengalaman hidup. Anak merupakan peniru ulung sehingga dalam setiap kegiatan belajarnya mereka banyak meniru dari lingkungan sekitarnya dan dari orang-orang dewasa yang mendampinginya. Lingkungan yang menjadi media utama proses perkembangan anak, dapat dimanfaatkan dengan cara menggunaka semua media yang ada di lingkungan untuk media belajar mereka. Contoh penggunaan media di lingkungan adalah kegiatan meneliti. Anak dapat meneliti ciri-ciri daun kering, meneliti binatang yang berada di sekitar tempat anak bermain dan seterusnya.

4. Kenali karakter anak didik

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah mengenali karakter anak didik. Program sentra menuntut guru sebagai fasilitaror anak untuk mengenali karakter dan ciri-ciri dari masing-masing anak. Memberikan pengetahuan atau informasi tentang apa saja yang ada dilingkungan memiliki berbagai macam cara misalnya ada pengetahuan yang harus disampaikan secara langsung, anak diajak mengamati langsung media yang digunakan, kemudian anak ditanya sejauh mana pengetahuan anak tentang media yang digunakan sehingga guru dapat mengukur materi apa yang dibutuhkan anak saat itu.

5. SDM yang mau belajar

Memiliki sumber daya manusia yang selalu siap belajar, selalu membuka diri dengan informasi baru, adalah sebuah keberuntungan. Sebelum memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran dengan model sentra, maka siapkan SDM yang selalu mau belajar.

Penutup

Kesimpulan

Model pembelajaran dengan metode sentra, sangat tepat mendidik tumbuh kembang anak. Jumlah rasio murid yang ideal memungkinkan anak mendapatkan pendampingan dengan tepat saat kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran metode sentra dapat membangun kecerdasan jamak secara bersamaan dan berimbang. Seluruh kecerdasan ini dibangun melalui sentra-sentra bermain.

Prinsip pelaksanaan kegiatan di sentra adalah guru yang mengajar harus menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, kegiatannya selalu dimulai dari lingkaran dan yang paling utama adalah guru dilarang melakukan 3M yaitu menyuruh, melarang dan marah.

Model pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan sentra bermain pada saat pembelajaran. Sentra bermain merupakan area kegiatan yang dirancang di dalam atau di luar kelas, berisi berbagai kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang dibutuhkan dan disusun berdasarkan kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang dikembangkan dan dirancang terlebih dahulu.

Sentra memungkinkan anak untuk melakukan manipulasi terhadap berbagi obyek, terlibat dalam role playing saling bercakap-cakap dengan teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial dan secara kognitif serta kegiatan variatif yang menarik lainnya. Sentra memberikan kesempatan pada anak untuk bermain baik secara individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara klasikal.

Anak diperbolehkan memilih kegiatan yang menarik baginya dan akhirnya akan menjadikan anak sebagai pembelajar yang aktif dan interaktif. Kegiatan bermain dilakukan anak dalam kelompok kecil di sentra atau area yang di dalamnya terdapat berbagai material bermain. Setiap sentra bermain telah disiapkan oleh guru sesuai dengan program pengembangan yang akan diajarkan kepada anak dengan jadwal yang telah ditentukan. Semua kegiatan bermain diarahkan untuk mencapai target yang disesuaikan dengan kemampuan dengan minat anak (child oriented).

Dengan menggunakan sentra bermain aktif, anak akan terlibat secara aktif baik secara fisik maupun mental karena akan mendapatkan berbagai pengalaman belajar dengan melihat, mendengar dan mengerjakan secara langsung atau praktek langsung (learning by doing). Adapun tujuan dari pada pembelajaran sentra dapat disimpulkan sebagai berikut:

Meningkatkan pelayanan pengalaman belajar kepada anak secara lebih mendalam dengan memberikan kebebasan bereksplorasi dalam setiap sentranya. Dengan adanya sentra melatih anak-anak untuk lebih mandiri karena tidak bergantung pada guru kelasnya saja, tetapi akan lebih diarahkan untuk melakukan kegiatan dengan guru-guru yang lain terutama yang menjadi guru sentra. Dengan adanya guru sentra, maka guru sentra akan lebih fokus dalam mengembangkan sentra yang menjadi tanggung jawabnya dengan menuangkan segala pengembangan ide kreatifnya. Proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan anak bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke anak. Dalam konteks itu, anak mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana pencapaiannya, mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti. Anak dapat memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti, dalam hal ini guru sentra bertugas sebagai pengarah dan pembimbing atau inspirator.

____________

jember, 30 Januari 2022

____________________________________________________________________

Jember, 30 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ulsan keren. Bermanfaat sekali. Salam literasi.

30 Jan
Balas



search

New Post