DENDAM
Mengajari anak pada usia anak-anak untuk tidak menyimpan dendam ternyata tak semudah yang kita inginkan, butuh proses dan waktu tidak sebentar. Berbeda dengan orang seusia kita (kok kita...gue kali), yang sudah terbiasa ngunggah ngudhunke pikiran. . Sekali mendapat sesuatu baik perkataan maupun perlakuan yang menurutnya menyinggung harga dirinya (anak-anak juga punya harga diri lho), kakak-kakak, dan orang tuanya, maka saat itu juga dendam ia tancapkan dalam-dalam di hatinya. Itu yang terjadi pada si kecilku yang paling ganteng sendiri (sebutan sayangku untuk anak bungsuku). Aku belum membandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Apakah juga berlaku kondisi seperti si kecilku. Memang agak spesial si gantengku, otomatis butuh perhatian dan perlakuan ysng ekstraspesial juga. Ini salah satu bentuk ungkapan dendamnya, "Lihat saja nanti, besok kalau aku jadi polisi, akan aku tangkap dan penjarakan orang-orang yang merugikan ayah ibuku." Aku coba untuk meredamnya dengan kata-kata lembut. "Anakku yang paling ganteng, tak baik pelihara dendam. Maafkan orang itu dan doakan biar jadi baik dan tak jahat lagi." Apa jawabnya? "Enak saja dimaafkan. Dia yang salah saja tidak mau minta maaf. Ya adilnya harus diberi pelajaran. Itu namanya Ibu lemah. Kalau terus begini, dia akan semakin menginjak-injak kita. Siapa yang salah ya harus diberi pelajaran." Segera aku susul lagi dengan kalimat, "Kita tak berhak mengadilinya. Biarkan diadili Tuhan karena Tuhanlah pemberi keadilan yang seadil-adilnya. Jangan kotori mulut dan hati kita dengan dendam." Eaalaaah Le, sampai kapan kamu kukuh pada keegoisanmu? Sampai kapan kamu akan membawa dendammu? Aku hanya baru bisa menghela nafas, "sabar...sabar....sabar... pasti nanti ada waktunya seiring dengan tambahnya usia. Ya Allah beri aku kesabaran tak berbatas."
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makasih Pak Slamet n dik Ida
Mantap bu.....
Sabar untuk menghalau dendam Bu. Mungkin belum cukup waktu dan umur untuk mengelola sakit hati. Mungkin semakin kita dewasa semakin menep untuk menyikapi segala hal.