Kesabaran memang luas tidak berbatas. Kita salah jika mengatakan bahwa kesabaran itu ada batasnya. Coba seberapa ukuran batasnya? Tuhan menghamparkan kesabaran demikian luas. Hanya pandai-pandainya kita mengambilnya. Tugas seorang pendidik membutuhkan kesabaran yang luar biasa karena setiap hari yang dihadapi adalah sekian banyak kepala dengan sekian banyak pula isi yang berbeda. Sekian beda tersebut melahirkan berbagai tabiat yang tentunya ada yang kurang manis (saya biasakan untuk mengganti kata buruk). Tabiat kurang manis inilah yang menjadi pangkal ujian seberapa luas kesabaran seorang.Tabiat kurang manis dari yang level terendah sampai tertinggi. Dari anak-anak sekadar tidak aktif dalam KBM, mengganggu teman, sampai yang tak enak diceritakan Seperti di hari keempatku ini, sudah diuji kesabaranku. Aku sebenarnya tidak terlalu kaget dengan anak-anak di kelas spesial ini. Tapi yang menjadikan aku masih merasa gagal adalah belum juga kutemukan satu kiat jitu untuk membuat penghuni kelas itu bernyawa. Tapi, hari ini rupanya mujur berpihak padaku. Hari ini aku punya ide untuk cobakan sesuatu yang beda. Sesuatu yang beda itu akhirnya bisa membuat kelas itu bernyawa dan aku bisa lega. Sesuatu yang beda itupun tak ada artinya jika tak disertai dengan kesabaran yang luar biasa. Setiap kali akan tersulut emosiku, segera akal dan hati sehatku berbicara, "Sabar....sabar...ini anak orang banyak. Tentunya tidak bisa diperlakukan sama dan harus dicari cara yang enak yang tidak perlu mengerahkan amarah." Doakan aku anak-anakku, semoga esok dan selamanya kesabaran tak berbatas itu selalu ada di hatiku.