Bekti Dwi Hastuti

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1Grogol, Sukoharjo...

Selengkapnya
Navigasi Web

TAK ADA USANG DAN HABISNYA

Dulu banget waktu masih bersama, bebas bercanda ria dengan kelucuan dan keculunan kita masing-masing. Tak ada niat untuk jaga image . Setelah masa penuh kenangan itu usai dan kini kita menjadi setua ini, masih juga tak ada beda. Kelucuan demi kelucuan mulai terkuak lagi. Hanya ada satu yang beda, keculunan sudah tersamarkan dengan upaya polesan sana sini. Hi...hi...hi...tapi sebenarnya tetap ada sisa culun juga karena polesan itu tak bisa begitu saja menghilangkan dengan sempurna. Namanya saja sudah sehati, waktu lama yang tlah memisahkan pun tak kuasa apa-apa. Karena begitu kita bertemu, tak ada rasa sungkan, kita langsung berlomba berebut umbar cerita dari A sampai Z. Untungnya cerita masih pada strukturnya bukan ngelantur entah ke mana. Cerita semakin membahana di tingkah renyahnya tawa. Renyahnya tawa kalahkan rasa maknyus dan yuuminya Yogya Scrummynya mas Adi. Yogya. Saat diamku di antara hiruk pikuknya canda, aku tangkap sederet cerita yang membuatku terinspirasi untuk membuatnya jadi sesuatu yang lebih berarti. Coretan kuawali dengan bertemunya dua hati yang dulunya sempat berpaut. Hanya karena nyali ciut seorang laki-laki memaksa pautan itu lepas tak berarti. Cerita tlah mengempaskan dua manusia pada kehidupan masing-masing. Apabila sekarang waktu mempertemukan bukan salah mereka. Tak lucu rasanya jika akhir cerita dipaksakan untuk menuntaskan cerita cinta yang sebenarnya belum tertuntaskan. Ha...ha...ha...maaf, just kidding mbk Menuk. Masih aku ingat benar ekspresi malu-malu di wajahmu, sama seperti dulu saat kau dipaksa duduk di boncengan sepeda merah mas Warno. "Nuk, mengapa dulu kau menghilang begitu saja?" (Kalimat itu tak kalah lucunya yang membuatku senyum sendiri) Masih ada sisa kemarin itu. Kita terjebak dalam gelombang cerita yang seolah tak akan ada habisnya. Kami tidak hanya ungkap yang semanis Lapis Bogornya mbak Anna dan selegit Kecap Udang Purwodadinya mas Edi, tapi juga yang paling pahit sepahit cerita mas Katmo tentang liku-liku hidupnya. Itulah asyiknya bersama. Itulah indahnya bersama yang membuat kita lupa sebentar lagi senja. Itu yang membuat bisa lupa bahwa kita tak pernah merasa tua dan ingin selalu sama. Selamat sore teman-temanku jelita, kita akan selalu bersama dan ketahuilah bahwa cerita kita tak akan ada usang dan habisnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post