Rupanya beginilah yang dirasakan penduduk ibukota sehari-hari. Mereka secara rutin harus menikmati macetnya jalan raya. Saya sebelumnya hanya bisa membayangkan betapa tersiksanya. Dulu baru bisa merasakan dalam bayangan. Sekarang baru benar-benar merasakan. Ternyata sesuatu banget. Bayangkan, rute Pasar Legi sampai Stasiun Balapan harus ditempuh dua jam, infonya gara-gara ada pembangunan jalan flyover di Manahan (benar ya ini penyebabnya?). Aduh, benar-benar menyiksa. Untung saya hanya mau menjemput. Bagaimana dengan orang yang akan bepergian dengan kereta api atau pesawat terbang yang notabene tidak ada kata toleransi untuk keterlambatan. Sudah jelas artinya batallah semua karena kemacetan jalan yang mungkin tidak diprediksi sebelumnya. Dari kemacetan malam ini, saya mendapat suatu pelajaran. Ternyata saya belum lulus uji kesabaran karena masih menggerutu tidak jelas apa dan siapa yang harus disalahkan. Ternyata orang-orang ibukota jauh lebih sabar, ya. Mereka sabar berjam-jam di tengah jebakan kemacetan. Mereka benar-benar sabar atau terpaksa sabar, ya? Entahlah.