Grup whatsapp semakin banyak bermunculan. Komunitas apapun bisa dibuat grup. Mulai dari komunitas teman kuliah, SMA, SMP, SD, hingga penunggu anak-anak TK. Hal itu membawa banyak perubahan dalam sifat, gaya, dan sikap. Grup wa membuat orang lebih agresif para anggota di dalamnya untuk menyambung tali silaturahmi yang mungkin puluhan tahun terputus. Kita seolah menemukan sesuatu yang telah lama hilang, sehingga membuat senang bukan kepayang. Grup wa SMP dan SMA merupakan grup yang paling hiperaktif penghuninya. Ini disebabkan pada masa itu banyak terjadi hal yang menjadi kenangan bahan obrolan yang seolah tak ada habisnya. Tidak hanya berhenti sebatas obrolan berchatting ria, tapi waktu mulai tersita seharian untuk "berhahahihi" di wa. Kondisi seperti ini mengalir spontan dan kita tak menyadarinya. Kegiatan-kegiatan lain ikut nimbrung melengkapi kehadiran wa. Mulai dari membuat rencana untuk menyempurnakannya seperti: kumpul-kumpul, reuni, outbound, dan lain sebagainya. Akhirnya waktu kita secara otomatis terkurangi juga. Segala sesuatu yang baru pasti diiringi dampaknya, baik yang positif maupun negatif. Semua dampak kebaruan itu harus kita sikapi dengan bijak. Kita tak boleh larut atau bahkan tenggelam dalam dampak negatifnya. Saya sangat yakin dampak negatif akan dapat diminimalisasikan apabila kita mampu menjadikan kebaruan untuk mengeksplorasi kemampuan positif kita hingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sehingga kita tetap bisa menjalankan dan berbagi kebaikan terhadap orang lain, tanpa ada kebaikan yang ditinggalkan. Selamat malam saudaraku semua. Selamat memanfaatkan semua medsos yang ada di depan kita. Semoga kita menjadi pengguna yang bijak.