Prinsip Percakapan dalam Ilmu Pragmatik Menggali Makna di Balik Kata-kata
Ilmu pragmatik adalah salah satu percabangan dalam ilmu kajian bahasa; linguistik. Dalam ilmu pragmatik, yang menjadi objek kajiannya adalah konteks bahasa dalam sebuah percakapan atau komunikasi verbal.
Jadi, bahasa dalam ilmu pragmatik tak sekedar mendefinisikan informasi dan fakta, melainkan ada konteks di luar bahasa itu sendiri. Misalnya konteks situasi, kondisi, waktu, suasana, dan lain-lain.
Jika dilihat secara sekilas, yakni mengacu pada konteks bahasa, ilmu pragmatik mempunyai kemiripan dengan ilmu analisis wacana kritis atau critical discourse analytic. Kedua ilmu yang menjadi pisau bedah dalak mengkaji bahasa ini sama-sama mengacu pada konteks bahasa yang dipakai.
Kendati demikian, ada perbedaan antara pragmatik dan analisis wacana kritis. Jika sama tentunya mata kuliah pragmatik dan analisis wacana kritis dijadikan satu. Hehe.
Perbedaan itu ada di kedalaman kajiannya. Jika pragmatik hanya berfokus mengkaji bahasa secara konteks kondisi, analisis wacana kritis lebih dalam lagi. Yakni mengkaji bagaimana suatu bahasa atau wacana itu dimunculkan, apa pesan yang hendak disampaikan, subjek yang memunculkan wacana itu bagaimana, dan lain-lain.
Terkadang, bagi yang masih awal dalam belajar ilmu bahasa akan kesulitan membedakan keduanya. Untuk mempermudah, perlu diketahui sebuah prinsip pada bidang ilmu.
Prinsip percakapan dalam ilmu pragmatik
Percakapan adalah suatu bentuk komunikasi yang paling umum digunakan oleh manusia dalam berinteraksi satu sama lain. Namun, percakapan tidak hanya sekedar tukar-menukar kata-kata, tetapi juga melibatkan proses yang kompleks dalam memahami makna di balik kata-kata yang digunakan.
Ilmu pragmatik, cabang dari linguistik yang mempelajari penggunaan bahasa dalam konteks sosial, memperkenalkan prinsip-prinsip percakapan yang menjadi dasar dalam memahami bagaimana makna dihasilkan dan dipahami dalam interaksi komunikatif sehari-hari.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa prinsip percakapan yang diusulkan oleh para ahli pragmatik dalam studi mereka, dengan mengutip minimal tiga jurnal sebagai referensi.
Prinsip Kooperasi (Grice, 1975)Salah satu prinsip utama dalam ilmu pragmatik adalah Prinsip Kooperasi yang diusulkan oleh filosof dan logikawan Inggris, H.P. Grice, dalam karyanya yang terkenal, "Logic and Conversation" (1975). Menurut Prinsip Kooperasi, dalam sebuah percakapan, peserta cenderung untuk saling bekerja sama dalam bertutur, dengan asumsi bahwa mereka akan berusaha untuk saling memahami dan berkontribusi secara efektif dalam pertukaran informasi. Prinsip Kooperasi terdiri dari empat asas, yaitu:
Asas Kuantitas: Peserta percakapan diharapkan memberikan informasi sebanyak yang diperlukan, dan tidak memberikan informasi yang berlebihan atau terlalu sedikit.
Asas Kualitas: Peserta percakapan diharapkan memberikan informasi yang jujur dan dapat dipertanggungjawabkan, dan tidak memberikan informasi yang salah atau spekulatif.
Asas Relevansi: Peserta percakapan diharapkan memberikan informasi yang relevan dengan topik pembicaraan, dan tidak beralih ke topik yang tidak terkait.
Asas Cara (Manner): Peserta percakapan diharapkan berbicara dengan cara yang jelas, terstruktur, dan tidak ambigu.
Prinsip Kooperasi menjadi dasar dalam memahami bagaimana peserta percakapan berinteraksi dan bertukar informasi dalam cara yang efisien dan efektif.
Prinsip Kesantunan (Brown & Levinson, 1987)Prinsip Kesantunan, yang diusulkan oleh dua ahli sosiolinguistik asal Inggris, Penelope Brown dan Stephen Levinson, dalam buku mereka yang terkenal, "Politeness: Some Universals in Language Usage" (1987), membahas bagaimana peserta percakapan menggunakan bahasa untuk mempertahankan wajah (face) atau citra diri mereka sendiri serta mitra percakapannya. Prinsip Kesantunan berfokus pada bagaimana peserta percakapan.
Kalau ramai lanjut part ✌️
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar