PUISI
PEREMPUAN YANG (TERPAKSA) PERKASA
Perempuan paruh umur lama tak tidur
Di ladang waktu dengan tenggok bambu
Kini gendongan telah berpindah ke punggungnya
Terikat erat oleh selendang jarik lurik
Membelenggu paksa di sisa-sisa usianya
Ditatapnya cangkul uzur ditinggalkan lelaki berumur
Yang enggan mengasahnya di sisa-sisa usianya
Melepaskannya agar terbebas beban di pundaknya
Menelantarkan lahan yang tak lagi gembur
Memacu keringnya dedaunan yang semakin gugur
Perempuan tua perlahan mundur
Menghitung jeda masa yang kian menua
Ditepikannya cinta lama tanpa rasa berdosa
Dan mulai berdansa dengan properti barunya
Sebatang cangkul tua yang telah lama berhenti bekerja
Perempuan itu kini lebih banyak membisu
Memarkir cinta, melipat rindu pada sisa cerita
Biarlah hanya dia dan tanah lapang kehilangan tuan
Mengadu kerasnya bebatuan dengan secangkul gendongan
Setumpuk entah dipilah dalam udara yang kian gerah
Mungkin kisah basah hanya teronggok di tepi pematang
Tentang perjuangan perempuan memindahkan gendongan
Tenggok dari pinggang menjadi penghuni tetap
Terikat erat di punggung tuanya berkelebat
Lambaian selendang lurik tanpa sedetik lelakinya melirik
Bekasi, 21 Februari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar