BETZEKNI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Merajut Asa di Bukit Pelangi

Merajut Asa di Bukit Pelangi

Oleh: Betzekni,S.Pd

Peserta MWC XVI Dharmasraya

Pengalaman yang mengajar di tempat yang terpencil sungguh sangat mengesankan. Berbagai pikiran berkecamuk dalam dadaku. Dimana, kenapa dan bagaimana nantinya. Walaupun sangat mengejutkan karena sedang hamil muda 3 bulan tapi mau tidak mau harus melaksanakan sebagai abdi negara. Pertama kali datang mencari tempat tugas sungguh di luar dugaan. Begitu sampai di simpang sekolah yang menunjukkan arah panah menuju sekolah yang dituju. Kondisi jalan beton yang tidak layak lagi. Kerikil yang berseliweran dimana-mana. Seolah-olah mengingatkan pengguna jalan-agar lebih hati-hati lagi. Pemandangan di depan mata yang sangat mengejutkan. Kondisi jalan tanah yang licin, dilengkapi dengan jalan yang mendaki beberapa bukit untuk sampai ke tempat tujuan. Kiri dan kanan mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang masih asri dan alami. Diselingi dengan pemandangan kebun karet dan kebun sawit milik warga. Tapi jangan lengah, sang monyet yang bergelantungan di pohon kayu sesekali turun ke tanah jangan sampai membuatmu terkejut. Bukan hanya monyet saja, hewan liar lainnya dan hewan ternak warga menjadi pemandangan yang menemani selama perjalananku. Satu, dua, dan tiga berpapasan dengan warga yang keluar masuk kampung. Ada yang beda dengan kendaraan mereka. Sepeda motor yang mereka kendarai beroda yang sudah dibalut dengan rantai.

Sehingga sampailah perjalananku ke salah satu bukit yang sangat tinggi. Jalan tanah yang licin tentu sangat menyulitkan untuk mendaki bukit yang satu menuju bukit lainnya. Kini pemandangan itu terpampang nyata di depan mata. Ketika pandanganku terhenti di di ujung sana, tampaklah beberapa pemukiman warga. Terucap rasa syukur yang sangat mendalam dihatiku. Kutelusuri pemukiman warga tersebut. Setelah sekian lama mengitari pemukiman warga, namun tempat yang dituju belum juga menunjukkan batang hidungnya. Masih jauhkah? Dimana sebenarnya ini? Sudah betulkah jalannya? Beberapa pertanyaan berkecamuk didalam hatiku. Ketika sampai di salah satu rumah warga dan menanyakan tempat yang dituju ternyata kita tersesat. Ya ampun ... sudah sejauh ini masih salah tempat.

Setelah sekian menit mutar-mutar kampung. Sampailah ditempat yang dituju tepatnya di Bukit Pelangi. Bukit yang paling tinggi di daerah itu. Alhamdulillah. Lelah terbayarkan dengan melihat para generasi penerus bangsa menyambut dengan senyum sumringah kedatanganku. Jumlah siswa satu kelas antara 3 sampai 7 orang. Terimakasih atas pengalaman berharga di sekolah ini. Tak terasa sudah enam tahun kebersamaan kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post