****“Itu dia, akhirnya datang” kata Kak Fito dengan menunjuk jari ke arah Hamzah datang.

“Alhamdullillaah...” sahut Adit, Aldi, dan Syauqi berjamaah.

Aditpun memanggil Hamzah dengan kencang sembari melabaikan tangannya “Hamzaah!!”

“Dari mana saja kamu?” tanya Kak Fito layaknya sedang mengintrogasi seseorang.

“Anuu... anu Kak tadi aku kebelet pipis, sudah nggak tahan lagi jadi buru-buru turun cari toilet. Maafin aku ya Kak, maafin aku ya teman-teman. Gara-gara aku semuanya jadi panik, semuanya jadi turun lagi. Padahal kita masih belum selesai belajar Candi Borobudurnya.” Kata Hamzah, seraya menundukkan wajahnya.

“Yasudah nggak apa-apa yang penting kamu sudah ketemu, ingat lho kalau mau kemana-mana pamit dulu, termasuk untuk semuanya ini” Kata Kak Fito dengan nada tegas.

Hilangnya Hamzah sangat membuat Kak Fito panik. Jelas saja, karena Kak Fitolah yang bertanggungjawab terhadap keempat bocah yang merupakan anak-anak dari tetangganya yang belajar kelompok di rumah Kak Fito, Kakaknya si Adit.

Perjalanan mereka hingga sampai di Jawa Tengah tentu telah mendapat izin dari para orang tua. Kak Fito yang menjadi pemandu dalam perjalanan sangat ditekankan untuk betul-betul menjaga Hamzah, Aldi, Syauqi dan Adit.

Hening beberapa saat.

***

“Eh, tapi tidak semudah itu Fergusoo..” Kak Fito memecah keheningan.

“Kamu perlu dikasih pelajaran biar kapok, haha” Lanjut Kak Fito.

“Apa yang harus ku lakukan Kaak..?” Tanya Hamzah dengan wajah pasrah siap menjalankan konsekuensi yang sudah disepakati.