Bimasri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Adab meraih ilmu

Adab meraih ilmu

Bimasri ( Tagur ke-90)

Ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak diberikan kepada seorang ahli maksiat, begitulah nasihat guru imam Syafi’i yang bernama imam Waqi’. Rasanya nasihat ini bisa kita jadikan bahan renungan dan relaksasi dalam belajar-mengajar. Banyak dari pelajar yang masih menganggap ilmu sebatas kata-kata yang tertulis di buku atau kalimat yang keluar dari mulut orang yang disebut guru seraya melupakan adab belajar dan mengajar, padahal ilmu itu adalah cahaya Allah yang Ia berikan pada orang yang suci hatinya, 

Bahwa ketakwaan menjadi ukuran seberapa pintar seseorang yang dikuatkan dengan pernyataan lain dalam surah Fathir yang artinya : “Sesungguhnya diantara hambanya yang paling takut kepada Allah adalah para ulama”. Ketakwaan yang berarti takut kepada Allah menjadi tolak ukur seorang berilmu atau tidak. landasan kita dalam belajar harus lah ketakwaan kepada Allah yang berkaitan erat dengan menjaga adab belajar.

Perbaiki Niat

Ayat Al Baqarah tadi sejatinya sebagai peringatan dari Allah bagi seorang pelajar agar ia sadar bahwa belajar harus diniatkan karena Allah, bukan untuk mencari harta dunia, apalagi menyombongkan diri antar sesama. Hal ini sering diingatkan oleh Al Ghozali khususnya dalam Ihya ulumiddin dan Ayyuhal walad, dimana beliau memperingatkan dengan keras bagi mereka yang mencari ilmu sekedar mencari keuntungan dunia, berbangga dengan ilmunya dan merendahkan orang lain. Peringatan dari Al Ghazali nyatanya sangat sesuai dengan yang terjadi di dunia Pendidikan Indonesia belakangan ini, banyak orang yang belajar tinggi-tinggi, mencari gelar yang panjang, mengejar gelar profesor, untuk mencari kesenangan dunia dan membanggakannya atas orang lain.

Bahkan sejak kecil orang tua sudah mengajarkan pada anaknya bahwa orientasi belajar adalah untuk uang, dengan bertanya pada anaknya : sekolah di sana nanti mau kerja apa? Jurusan ini kerjanya apa nanti? Sebenarnya, pertanyaan ini lumrah saja dilontarkan, asal tetap menjadikan nasihat Al Ghazali yang tadi disebutkan sebagai pegangan, sehingga kita tidak lupa niat awal untuk Allah dan menjadi motivasi agar dengan belajar kita bisa hidup dengan harta yang halal.

Di antara adab belajar yang terpenting dalam memiliki guru dan kitab yang dibaca, sebagaimana yang dituturkan oleh Syekh Alawi bin Ahmad Assegaf dalam Al Fawaid Al Makkiyyah. Pentingnya memiliki guru, agar seorang tidak dibawa angan-angannya pergi jauh dari pemahaman guru, karena guru mempelajari suatu ilmu dari gurunya, begitu seterusnya sampai ke Rasulullah, sehingga yang sampai ke kita adalah ilmu yang dibawa dengan amanah oleh para ulama, sebaliknya apabila orang yang belajar tanpa guru, perlu dipertanyakan, dari mana ia mendapat pemahaman ini? Apabila dari akalnya, bagaimana ia sampai ke pemikiran ini? Siapa yang bisa menjamin bahwa yang difahami ini adalah pemahaman yang lurus. Sejatinya adanya guru untuk menjaga amanah ilmu, agar ilmu sampai ke kita dengan pemahaman yang benar. Apabila kita melihat apa yang terjadi belakangan ini, sangat banyak kerusakan dan permusuhan yang diawali dari orang yang asal dalam (Sumber: Taqwa.co.id)

Seorang yang ingin menuntut ilmu pertama yang harus dilakukan adalah niat hanya mencari ridho Allah, dan mencari guru yang benar-benar menguasai keilmuan bidangnya, dan selalu menghormati guru.

Bungo, 16 Januari 2022

Bimasri_ Qalam

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post