Cerita di Lapangan Merdeka Binjai
Hiruk pikuk suara di sini.Dari suara orang,kenderaan dan musik di sana sini Masing-masing punya kesibukan sendiri-sendiri.Ada mencari kesehatan dengan berolah raga dengan berjalan,berlari,senam aerobik, senam lansia, sepatu roda, basket, bola kaki, panjat tebing dan tenis meja.Ada yang mencari nafkah dengan berjualan berbagai makanan yang disajikan.Semua makanan serba ada. Dari makanan ringan hingga untuk sarapan yang begitu lezat. Biasanya semua berburu berbagai makanan disini. Biasanya aku pun menyibukkan diri dengan mencari makanan kesukaanku.Bubur sumsum dimana bubur sumsum. Itu yang biasanya kuburu di pagi ini. Tak kulihat pagi ini. Biasanya ada di depan tempat duduk yang biasa aku duduki. Sambil melihat kesana kemari tak terasa ada yang menyentuh kakiku. Setelah aku lihat ternyata seekor musang yang sangat besar. Akupun menjerit sejadi-jadinya. Ternyata musang itu binatang piaraan seeorang yang sudah jinak. Memang pagi ini ada juga yang membawa berbagai binatang piaraan di tanah lapang di minggu pagi ini. Terkadang aku melihat ada yang membawa ular, binatang menakutkan sekaligus binatang menjijikkan untukku. Iiiiihhhh.... geli bila melihatnya.Bulu kudukku pun merinding bila melihat hewan yang melata itu. Senangnya melihat kesibukan mereka Karena buruanku makanan kesukaanku tidak kujumpai akupun berlari kecil-kecil mengelilingi lapangan.Beberapa kali berputar hingga kakiku tidak kuat lagi.Dan setelah itu barulah aku mengikuti senam aerobik bersama. Keringatpun bercucuran membasahi tubuhku.Ringan terasa tubuh ini.Sambil menunggu anak dan suami bermain tenis meja aku duduk di bangku yang tak jauh dari permainan mereka. Ramai sekali , ternyata banyak acara di tanah lapang hari. Ada acara jalan santai yang diadakan Bribob Binjai. Disampingku ada beberapa pemuda sedang sibuk membentangkan jualannya. HAMSTER namanya jualan yang di bentangkannya. Binatang kecil lucu seperti anak tikus. Tetapi belum selesai dia membentangkan jualannya tiba-tiba ada 2 orang Satpol PP memarahinya. Dia berkata dengan galaknya, tadikan sudah saya katakan jangan dibentangkan. Gak bisa dibilang yahh. Pemuda itu pun berkata, pikir saya sudah boleh pak,sambil tersenyum mereka mengumpulkan lagi jualannya. Saya yang sedari tadi memperhatikannya langsung bertanya mengapa tidak boleh berjualan,biasanya kan boleh kata saya. Biasanya setiap minggu saya duduk di tempat yang sama disamping mereka. Mereka bilang pak Walikota akan lewat bu, jadi trotoar tanah lapang dibersihkan dari orang berjualan. Tetapi hanya orang yang berjualan. Yang masih beraktifitas olah raga masih diperbolehkan. Suami dan anak-anakku setiap hari minggu membentangkan tenis meja di lapangan merdeka bersama dengan club tenis mejanya. Siapa saja boleh bermain,sekaligus mencari bibit pemula yang berminat untuk menjadi atlit tenis meja. Kriuk...kriuk...perutkupun mulai menjalankan aksinya. Demontrasi penghuni perut ini belum juga diisi. Tetapi karena mereka masih asik dengan tenis mejanya, aku hanya bisa menunggu sambil mencari makanan ringan yang bisa kukunyah untuk mengganjal perutku yang sudah mulai kosong. Binjai, 18 Maret 2018 Tanah Lapang Merdeka Binjai
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar