Lanjutan Apa dan Mengapa PPK
Lanjutan:
Tak ada yang mustahil jika kita mau berusaha. Ibarat pepatah mengatakan, “Usaha tidak akan menghianati hasil” . Berbagai kegiatan yang kami lakukan di Pelatihan PPK. Dari membuat pekerjaan-pekerjaan tangan sederhana sampai pada pekerjaan yang menguras energi untuk berfikir. Kesemuanya kami kerjakan dengan tak ada rasa keterpaksaan. Semua peserta saling bahu membahu agar pekerjaan yang kami kerjakan dapat terselesaikan dengan baik. Saling menutupi kekurangan masing-masing. Berbagi tenaga dan pikiran dengan yang membutuhkan. Tak boleh ada kata “Akulah yang paling cerdas”, sehingga akulah yang paling berkuasa dan pekerjaan harus di handdle olehnya. Memang tak jarang kita menemui orang seperti itu. Tapi untuk kali ini dan di tempat ini aku tak menemui orang seperti itu. Mungkin dikarenakan ini adalah Pelatihan Karakter. Jadi karakter pesertanya juga telah bertahap menyesuaikan dengan bahan materi yang dipelajari. Hehee .... membahagiakan diri sendiri (air laut asin sendiri).
Bahan materi yang saya dapat akan saya paparkan kembali. Salah satunya tentang penataan kembali pendidikan nasional Imdonesia dapat dimulai dengan menempatkan kembali karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi. Dengan karakter yang kuat tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan yang baik, berbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi.
Oleh karena itu, selain pengembangan intelektualitas, pengembangan karakter peserta didik sangatlah penting atau utama dalam sistem pendidikan nasional Iindonesia. Dikatakan demikian karena pada dasarnya pendidikan bertujuan mengembangkan potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik. Hal ini telah ditandaskan oleh berbagai pemikiran tentang pendidikan dan berbagai peraturan perundang-undangan tentang pendidikan.
Sebagai contoh, beberapa puluh tahun lalu Ki Hadjar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia, telah menandaskan secara eksplisit bahwa “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,karakter), pikiran (intelec) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita” (Karya Ki Hadjar Dewantara Buku I: Pendidikan). Demikian juga laporan Delors untuk pendidikan Abad XXI, sebagai mana tercantum dalam buku Pembelajaran : Harta Karun di Dalamnya, menegaskan bahwa pendidikan Abad XXI bersandar pada lima tiang pembelajaran sejagat (five pillar of learning), yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be serta learning to transform for oneself and society.
Dari paparan yang saya kutip dari bahan materi pelatihan dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya pendidikan bertugas mengembangkan karakter sekaligus intelektualitas berupa kompetensi peserta didik.
#Harike8
#TantanganGurusiana
#Alhamdulillah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar