Mimpi adalah suatu hal yang tak nyata. Tapi mimpi dapat menjadi nyata bila kita mewujudkannya. Artinya yang tak mungkin terjadi dapat kita wujudkan dalam kenyataan.Tak ada yang mustahil bila kita mau berusaha keras dan yang paling utama adalah berdoa memohon kepada sang Maha Kuasa Allah SWT agar mimpi kita dapat menjadi kenyataan.

Seperti halnya kejadian pada pagi ini. Mengikuti perlombaan adalah hal yang paling dihindari oleh anak didik yang satu ini. Awalnya kami gurunya menawarkan untuk mengikuti perlombaan menganyam dan sang murid menyetujuinya. Kamipun mengarahkannya dan melengkapi alat dan bahan yang diperlukannya dalam menganyam. Anyaman yang akan dibuat berasal dari bahan limbah yang dapat digunakan dan kami menggunakan koran bekas untuk dibuat anyaman. Ada beberapa bentuk yang telah jadi dibuat sebagai latihannya. Antara lain: tempat tissu dan kotak pinsil. Yang paling susah adalah masalah waktu karena anak didik kami ini lambat dalam menganyamnya. Tapi tak ada yang mustahil bila nanti di saat lomba dia dapat melewatinya.

Ntah mengapa pada hari ini dilaksanakan lomba si anakpun tidak mau mengikutinya. Semua alat dan bahan masih ditinggalkan di rumah. Aduhh... bukan main kecewanya hatiku. Aku sedikit mengomel pada anak didikku dan mengatakan bila tidak mau ikut bilang dari kemarin agar kami dapat mencari anak didik lagi yang bisa menganyam. Tetapi omelan tidak akan mengubah situasi. Kami berusaha merayunya agar mau mengikutinya dengan mempersiapkan alat dan bahan di sekolah. Apa boleh buat bahannya yang berupa kepangan yang terbuat dari kertas karton hanya sedikit yang bisa dibawa lomba. Dan setelah beberapa jurus rayuan diberi akhirnya si anakpun mau mengikuti lomba. Tanpa buang waktu aku langsung membawanya ke tempat perlombaan dan alhamdulilah belum dimulai karena baru selesai acara pembukaan. Akupun langsung mendaftarkannya dengan nomor urut 4. Setelah membenahinya sampai ia duduk di posisi dengan alat dan bahan yang diperlukan sudah disediakan akupun meninggalkannya karena guru pendamping tidak boleh berada di dalam ruangan.

Tanpa membuang waktu akupun meninggalkan lokasi perlombaan dengan menitipkan pesan kepada guru pendamping yang mengantarkan anak yang beda perlombaan. Akupun kembali ke kelasku untuk mengajar anak didikku kembali.

Tidak ada firasat di benakku akan mendapat juara karena bahan untuk menganyamnya hanya sedikit yang dikepang dan takkan cukup waktu untuk mengepangnya diperlombaan. Akupun pasrah.

Pengumuman pemenang diumumkan langsung setelah perlombaan selesai. Sebelum istirahat makan siang diumumkanlah juara-juara lomba. Dan aku mendapatkan bahwa griya anyam mendapat peringkat harapan 2. Alhamdulillah. Sesampainya si anak di sekolah aku menanyakan anyaman apa yang dibuat. Dan ternyata dia membuat asbak rokok karena bahan kepangan kurang dia hanya dapat membuat benda yang kecil. Sebenarnya dia akan membuat kotak pinsil karena besar bentuk telah ditentukan dan karena bahannya kurang ia berinisiatif untuk membuat asbak rokok Alhamdulillah ia masih mempunyai ide yang lain. Guru-guru lain mengatakan bahwa anyamannya sangat rapi tetapi karena bentuknya kecil makanya ia hanya mendapat peringkat harapan 2.

Tak ada yang mustahil bila kita terus mencoba. Marilah kita mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Semangat.

#Harike41

##TantanganGurusiana