Sambungan .... Tersobek Hatiku
Kini tiba giliran kami dipanggil ke ruang pemeriksaan. Khusus hari Sabtu ruang pemeriksaan tidak berada di ruangan anak tetapi di ruangan UGD. Karena dokter jaga yang memeriksanya. Pasien disatukan untuk dewasa dan anak-anak. Karena giliran anakku sudah dipanggil kamipun masuk ke ruangan periksa. Dokter yang memeriksa anakku tidak pernah aku lihat sebelumnya. Aku sudah kenal dengan semua dokter di puskesmas itu karena aku sering ke sana. Tetapi yang satu ini tidak pernah aku lihat. Zainuddin nama dokter itu aku dengar tadi. "Siapa yang sakit,tanya dokter kepadaku. "Anak saya dokter"sahutku singkat. Kemudian ia memeriksanya. Ia menyuruh anakku berdiri disampingnya, tidak seperti biasa. Biasanya dokter menyuruh pasiennya untuk rebahan di ranjang pemeriksaan tapi kali ini tidak. Aku hanya memperhatikan segala yang dilakukan dokter itu. "Sakit apa", tanya dokter itu. "Demam, agak susah bernapas mungkin mau flu", sahutku. "Anak ibu", tanya si dokter kepadaku. "Ia dokter",jawabku singkat. "Anak kandung" tanyanya lagi. "Iyya dokter, anak saya paling kecil, sahutku. Anakku ini memang agak beda wajahnya dengan abang-abangnya yang dibilang orang ganteng. Dalam hatiku seakan tersobek mendengar perkataan dokter tersebut. Untung saja perawat yang ada di situ bercanda kepadaku. "Bundanya cakep ya dok", canda si perawat itu. Aku memang sudah terbiasa di puskesmas itu.Karena sekolahku dan puskesmas telah menjalin hubungan kerjasama seperti dilaksanakannnya jadwal imunisasi, pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali, pemeriksaan mulut dan gigi, dokter kecil, PHBS dan kegiatan-kegiatan lainnya yang sangat bagus untuk anak didik kami. Perawat dan dokter di puskesmas itu juga sudah seperti saudara karena banyak dari anak mereka bersekolah di tempat kami. Tapi hari ini aku memang tidak senyaman seperti biasanya. Mungkin karena candaan si dokter itu. Memang bercanda tapi " Tersobek Hatiku" mendengar kelakarnya. Sekolahku SD.020259 Binjai Timur
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Saya pernah mengalami hal yang sama dengan Bunda. Jangan Bunda risaukan, karena setiap kita punya kelebihan dan kekurangan. Saat ini Bunda belum menemukan kelebihan si bungsu. Walau dia tidak seganteng abangnya ,tapi pasti ada sesuatu pada dirinya yang akan membuat dia "lebih ganteng" dari abangnya. Tugas Bunda menemukan itu pada dirinya. Bunda harus yakin. Jahit hati yang tersobek, beri sulaman indah. Ok...Bundaku sayang. Baarokallah.
Pesan yang sangat bermakna bunda yang baik, kelebihan si bungsu dari abang-abangnya sudah saya temukan bunda, si bungsu lebih perhatian dan lebih penyayang kepada sesama. Salam santun buat bundaku yang baik. Baarokalloh.