Pendidikan menjadi kebutuhan pokok manusia. Karena dengan pendidikan yang baik,  maka seseorang dapat meningkatkan kesejahteraannya, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk mendapatkan mata pencaharian. Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh peran tiga orang.  Peran pertama dan utama adalah anak itu sendiri sebagai orang yang menuntut ilmu. Kesungguhan dalam menuntut ilmu harus benar-benar ada. Kalau perlu dia tirakat, puasa sunah, dan sholat malam agar lebih mendekatkan diri kepada yang kuasa, supaya diberi kemudahan dan kelancaran dalam menuntut ilmu,  dan kelak ilmunya berkah dan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Keridhoan orangtua dan guru menjadi kunci keberhasilannya dalam menuntut ilmu. 

Selanjutnya orangtua memiliki peran sebagai penyandang dana, membiayai keperluan anak dalam menuntut ilmu/pendidikan. Yang tak kalah penting adalah doa kedua orangtua terutama ibu. Lebih afdol lagi, ibunya tirakat saat anak-anaknya menuntut ilmu, seperti puasa sunah pada hari lahir anaknya,  senin-kamis atau saat anak sedang ujian. Diyakini jika ibu mau berbuat demikian, anak lebih mudah dalam tholabul ilmi. 

Peran yang selanjutnya  adalah guru. Guru kepanjangan dari digugu dan ditiru (jawa), tidak hanya memberi contoh,  namun juga bisa menjadi contoh. Peribahasa guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Memberikan makna bahwa perilaku guru sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Terkadang anak lebih mau dinasihati guru (manut) daripada dinasihati orang tuanya. Dari sinilah seorang guru, seharusnya bisa menjadi tokoh panutan bagi anak didiknya, istilahnya memiliki wibawa. Jika perlu seorang guru juga menirakati anak didiknya, agar apa yang disampaikannya dapat dengan mudah diserap dan dipahami anak didiknya, terutama anak yang nakal biar mudah untuk  diarahkan.