Jangan Bertengkar di depan Anak Kita
Dalam menjalani hubungan suami istri, tidak mungkin tanpa adanya suatu masalah. Karena menyatukan dua orang yang notabene berbeda itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Masing-masing harus melakukan adaptasi terhadap karakter pasangan, yang bisa jadi baru terlihat setelah menikah. Terutama saat sudah dikaruniai anak. Akan makin kompleks potensi terjadinya masalah.
Tingkat kedewasaan seseorang sangat menentukan sikap mereka dalam menghadapi suatu masalah. Usahakan jika ada masalah diselesaikan dengan kepala dingin, cari tempat yang tenang di luar rumah, dan jangan didepan anak. Jika tidak sengaja bertengkar di depan anak, sampaikan ke anak bahwa sedang berdiskusi/bertukar pikiran tentang suatu masalah, jika terlontar kata kasar, sampaikan ke anak bahwa hal itu tidak baik dan kita sangat menyesalinya. Sampaikan juga bahwa ibu dan bapaknya sedang baik-baik saja.
Satu hal yang harus dihindari adalah berselisih pendapat (kelahi/bertengkar) di depan anak-anak. Pertengkaran di depan anak-anak akan sangat berpengaruh terhadap kejiwaan mereka, diantaranya: anak bisa tidak nyaman, merasa takut, cemas dan stres. Bahkan bisa menimbulkan depresi, susah bersosialisasi dengan orang lain, bisa menumbuhkan karakter nakal, dan mencari perhatian orang lain di luar rumah. Lebih parah lagi, (jika pertengkaran berfrekuensi sangat sering) anak menjadi tidak betah di rumah. Jika anaknya sudah remaja, bisa berpotensi terkena pengaruh narkoba, dengan alasan untuk menenangkan diri. Naudzubillahi mindzaalik.
Sebenarnya dengan menahan diri dari emosi/amarah, menunggu tidak adanya anak dirumah atau mencari tempat yang sekira tidak terlihat oleh anak, dengan sendirinya masalah tersebut mengendap dan bisa terlupa saat mau meluapkan amarah kepada pasangan. Otomatis hal ini menjadi reda dengan sendirinya, kalaupun masih ingat, sudah tidak sepanas saat seketika itu kita meluapkannya. Bagus lagi kalau kita ambil air wudhu, agar kepala kita menjadi dingin. Hal ini salah satu cara mengontrol emosi atau me-manage amarah. Semoga kita lebih bijaksana dalam menghadapi masalah dan mencari solusi terbaik atas masalah yang dihadapi. Bukan dihindari tapi diselesaikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang luar biasa. Semoga banyak orang memahaminya. Sukses selalu
Terima kasih Bunda.. Aamiin..
Ulasan yang informatif. Salam Literasi
Terima kasih.. Salam literasi..