Kita bekerja, sudah sepantasnya mendapatkan imbalan yang sesuai dengan kerja keras kita tersebut. Namun bagaimana jika ternyata apa yang kita lakukan dalam menunaikan pekerjaan tersebut tidak imbang, bisa kelebihan atau malah kekurangan. Semua itu pasti ada konsekuensinya, meskipun tidak selalu berupa lembaran rupiah, namun bisa imbal balik immaterial.

Misalnya kita digaji oleh pemberi kerja dengan gaji sebesar dua juta, namun kita mengerjakan pekerjaan, seperti halnya kita digaji satu juta. Dari segi tenaga mungkin kita merasa untung. Namun sebenarnya perhitungannya tidak demikian. Kekurangan dari pembayaran gajinya atau impasnya, mungkin akan dibayar dengan hal lain, misalnya anak yang sering sakit,  pasangan yang tidak setia, rumah tangga yang tidak tenteram atau yang hal lainnya yang kurang menyenangkan. 

Tapi sebaliknya, jika kita digaji dua juta,  namun kita mengerjakannya seolah kita seperti digaji dengan tiga juta, maka selisihnya akan dikembalikan kepada kita dengan impas. Seperti anak-anak yang sehat dan cerdas, keluarga yang damai, pasangan yang setia dan lain sebagainya hal yang baik. Andaikan kita sebagai guru mendidik anak didik kita dengan sebaik-baiknya, insyaAllah anak-anak kita juga akan mendapatkan guru yang mendidik anak kita dengan yang baik pula. Semua kembali ke kita seberapa besar kita menanam, sebesar itu pula yang akan kita panen.