Ahmad Fahrizal Aziz

Tertarik menulis tentang Pendidikan dan Literasi. Blog pribadi www.jurnalrasa.my.id, tinggal di Blitar....

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru, Google dan AI, Peran Guru di Era Digital
Kegiatan MPLS Perguruan Muhammadiyah, Kota Blitar

Guru, Google dan AI, Peran Guru di Era Digital

Sejak ponsel android mulai banyak digunakan masyarakat dan muncul tradisi "googling", peran guru sebagai sumber pengetahuan agak tergeser.

Google bisa menyajikan banyak informasi, lintas disiplin, dan karena saking canggihnya orang membuat sebutan "Mbah Google", Mbah atau Embah dikonotasikan sebagai sosok sepuh yang tahu banyak hal.

Produk google seperti YouTube pun juga menjadi tren pencarian baru, lahir para otodidaktis dalam banyak bidang, hanya dari nonton video di YouTube.

Mulai dari ide jualan, cara beternak, membenahi mesin yang rusak dan lain sebagainya.

Google memberikan alternatif lebih luas tentang makna belajar, dan kita akan bertanya: lalu apa fungsi guru?

Dalam beberapa hal kita bisa menemukan siswa yang lebih canggih dan berwawasan dari seorang guru, tingkat adaptasi mereka sebagai generasi digital melebihi para guru yang semakin tenggelam oleh zaman.

Lalu sekarang muncul Artificial Intelligence (AI), salah satunya ChatGPT (Generative Pre-training Transformer) yang berperan sebagai asisten pribadi dalam menyajikan informasi.

Bedanya dengan google, chatGPT bisa menyajikan rangkuman informasi hanya melalui pertanyaan sederhana pada topik tertentu.

Posisi guru cukup dilematis karena berada di antara kecanggihan teknologi, dan para siswa bisa saja mendapatkan informasi atau pengetahuan lebih cepat.

Peran Guru di Era Digital

Namun tak perlu risau. Secanggih apapun teknologi, hanyalah berupa mesin yang dicipta manusia. Mesin merangkum informasi yang juga disajikan oleh manusia.

Begitupun banyaknya video yang beredar di YouTube, ada dan bisa diakses karena ada pembuatnya. Semua itu hanya media, dan bukan media itu sendiri yang menciptakan konten.

Guru tak perlu berlomba dengan mesin, sebab posisi guru tidak sebagai kompetitor. Justru peran guru di era sekarang sangat penting sebagai "pengendali", ibarat melatih sopir agar tak mengemudi ugal-ugalan.

Mesin tak bisa menghasilkan persepsi, namun guru bisa. Mesin tak memahami nilai baik buruk, namun guru bisa.

Ponsel adalah kotak ajaib yang perlu dikendalikan agar tidak menjadi "alat pembunuh" mental dan sosial.

Ponsel bisa dijadikan alat penunjang pembelajaran, bukan dilarang. Guru tak perlu lagi memposisikan head to head dengan ponsel sebagai produk teknologi.

Lewat ponsel siswa bisa memanfaatkan google dan AI untuk menambah wawasan. Lewat ponsel siswa bisa diajak membuat konten produktif berupa foto dan video, lewat ponsel siswa juga bisa belajar desain grafis, marketing, belajar bahasa asing dan seterusnya.

Guru sekarang pada posisi yang enak, bagi yang bisa mengikuti zaman, terutama ketersediaan media teknologi.

Sayangnya masih terbelit beban administrasi yang berat, bahkan lebih berat dari mendidik siswanya.

Blitar, 14 Agustus 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post