Ahmad Fahrizal Aziz

Tertarik menulis tentang Pendidikan dan Literasi. Blog pribadi www.jurnalrasa.my.id, tinggal di Blitar....

Selengkapnya
Navigasi Web
Piknik Gagasan
Dok/pribadi

Piknik Gagasan

Piknik serupa rekreasi, tujuannya menyegarkan pikiran yang panas dan penat, tetapi kacaunya pikiran tidak selalu karena kurangnya piknik, bisa jadi karena kurangnya wawasan, dan wawasan memengaruhi cara pandang.

Kurangnya cara pandang, kadang membuat masalah kecil dibesar-besarkan. Pikiran tidak sanggup merespon substansi, sempit padang, melelahkan, meletupkan emosi.

Namun sayangnya piknik selalu diartikan bepergian ke tempat-tempat wisata. Sesekali memang dibutuhkan, terutama berkunjung ke alam; pantai, gunung, hutan, sungai, air terjun, dsb. Karena berwisata ke alam terbuka bisa menyejukkan pikiran, jika dihayati sungguh-sungguh.

Tetapi menyegarkan pikiran bisa berarti pula menyegarkan cara berpikir, agar tidak kaku dan membeku. Pikiran yang kaku biasanya menjadi tertutup, sukar menerima pikiran-pikiran yang berbeda, di luar dari pikiran yang sudah dibekukan sendiri dalam otak, yang sulit digugat.

Kekakuan berpikir bisa disebabkan oleh sifat fanatik. Sifat fanatik memunculkan rasa bahwa diri dan kelompoknya merasa paling benar. Sehingga mudah emosi dan berprasangka buruk. Kekakuan seperti ini perlu lekas disegarkan, agar tidak menjadi penyakit kronis.

Mau seperti apapun, kekakuan itu sesungguhnya menyiksa diri sendiri. Ibarat saraf otot, ia perlu penyegaran, entah dengan cara pijat atau relaksasi. Karena saraf yang kaku itu membuat tubuh tidak nyaman, aliran darah tidak lancar, tubuh sulit digerakkan, sangat menyiksa dan membuat hidup tidak produktif.

Pikiran yang kaku juga demikian. Melelahkan dan menyiksa. Apa tidak capek marah-marah, apa tidak capek berprasangka, apa tidak capek berkonflik? Pikiran yang kaku perlu disegarkan, perlu piknik. Namun bukan piknik ke tempat-tempat wisata, apalagi wisata buatan yang mahal, sehingga sepulangnya piknik bukan tambah segar otak, tapi tambah masalah karena saldo berkurang drastis.

Otak kaku perlu piknik gagasan. Piknik gagasan bisa dengan cara membaca buku, diskusi dengan orang yang berbeda sudut pandang, menonton podcast, atau belajar merasakan menjadi orang yang berbeda dengan kita. Dengan begitu menyadari jikalau manusia merespon banyak hal dengan cara yang berbeda-beda, entah dari ilmu yang dimiliki, dari pengalaman hingga wawasan.

Kita membaca buku dengan tema yang sama, tapi ditulis oleh orang yang berbeda, maka narasi yang disajikan juga bisa berbeda. Begitu pun dengan kitab-kitab, seperti kitab Fiqh. Tema besarnya tentang Fiqh, tapi muncul beberapa mazhab.

Beberapa ahli berpendapat, mazhab itu adalah gagasan yang sudah divalidasi, sumber rujukan sudah kuat, sehingga memiliki dasar yang bisa dipertanggung jawabkan. Itulah kenapa tidak semua gagasan kemudian bisa serta merta disebut mazhab. Karena mungkin masih sekedar asumsi. Artinya, kalau mazhab saja tidak tunggal, apalagi dengan gagasan?

Dengan membaca buku, maka kita akan “bepergian” dari gagasan yang satu ke gagasan yang lain, yang berbeda, yang membuat kita mengetahui bermacam gagasan. Dari gagasan ke gagasan tersebut, kita belajar menimang, mana yang sekiranya mencerahkan dan mana yang sekiranya justru memperkeruh.

Jika semakin bertambahnya wawasan, juga bertambahnya ilmu semakin membuat pikiran keruh, sepertinya ada yang salah. Ilmu itu, kata Imam Syafii, ibarat cahaya (nur). Cahaya itu mencerahkan. Jika pikiran sudah cerah, maka pandangannya lebih jelas. Bahkan disatu sisi bisa menerangi yang lain.

Keberhasilan piknik gagasan adalah ketika pikiran cerah, terbuka, dan bisa menampung yang berbeda-beda karena ia faham beragam perbedaan karena “jam terbang”-nya bepergian dari gagasan satu ke gagasan yang lainnya. Selamat berpiknik. []

Tabik,

Ahmad Fahrizal Aziz

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post