Bonari Nabonenar

Penulis cerita: Cinta Merah Jambu, Semar Super, Mimpi dan Badai. Kini ikut keroyokan memanjangkan umur: nggalek.co...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengarang Itu (Tidak) Gampang

Pasti, menurut Arswendo Atmowiloto, mengarang itu gampang. Seperti judul buku yang ditulisnya tahun 80-an, "Mengarang Itu Gampang." Di dalam buku itu, tentu saja, Arswendo lalu membeberkan beberapa cara, teknik, kiat untuk membuat sebuah tulisan yang menarik, bahkan sampai ke cara mengirimkannya ke redaksi media cetak. Pada kali pertama buku itu terbit, media daring masih dalam kandungan.

Para motivator bidang penulisan biasanya juga menyampaikan hal yang lebih-kutang sama: menulis itu mudah atau gampang. Bahkan, mungkin ada pula yang punya pendapat bahwa menulis itu segampang ngupil. Yek!

Karuan saja Arswendo bilang demikian, sebab ia sudah kaliber penulis yang mendapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa dan mengikuti International Writing Program di Iowa, Amerika Serikat. Tulisannya tersebar di banyak media berkelas, skenarionya bahkan masuk kategori sangat disukai pemirsa ketika dilayarkacakan dalam serial sinetron "Keluarga Cemara." Karya bukunya banyak, dan ia sama-sama ngetop-nya sebagai sastrawan Indonesia maupun sastrawan Jawa, walau sejak lama ia mandeg menulis dengan bahasa Jawa.

Pada kenyataannya, di kalangan siswa tampaknya banyak yang akan memilih menghafalkan rumus-rumus atau menyebutkan daftar tahun-tahun bersejarah daripada harus mengarang sehalaman penuh.

Jangan-jangan, di kalangan guru yang sedang giat-giatnya berlatih menulis malahan banyak yang pupus semangatnya ketika dibujuk dengan kalimat sakti, "Menulis itu mudah." Mengapa? Ketika menulis atau mengarang menjadi urusan gampang yang dapat dilakukan semua orang, di mana lagi letak keistimewaannya?

Saya kok setuju dengan pendapat bahwa menulis atau mengarang itu tidak gampang. Tetapi, juga tak punya cukup alasan untuk membantah pernyataan Arswendo Atmowiloto tadi. Saya tahu, Arswendo sudah berada di tataran penulis kaliber, bukan dari golongan yang masih suka mengacaukan penulisan "di" sebagai awalan dengan "di" sebagai kata depan. Demikian.*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Diuji saja teori nya itu. Siapa tahu ternyata pas gampang. Mari kita coba ! Lak nggih makaten to Mas Bon ?

22 Aug
Balas

Betul

23 Aug

Kesimpulannya mudah atau tidak mudah tergantung masing-masing pribadi njih Pak?

22 Aug
Balas

Tergantung siapa yang bilang. Hehe

22 Aug

Hehehe...betul ya masa, tergantung siapa yang bilang. Jazakumullah khoiron katsiro untuk opini yang mencerahkan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...mas.

22 Aug
Balas

Hehehe...betul ya mas....

22 Aug

Terima kasih. Amin. Sila baca lanjutannya.

22 Aug

Terus harus bagaimana Pak....

22 Aug
Balas

yang menantang justru yang tidak gampang, bukan? Menantang = menarik.

23 Aug



search

New Post