Mengarang memang Gampang!
Mengarang atau menulis itu memang gampang. Menulis itu mudah. Tentu bagi mereka yang setidaknya sudah duduk di bangku sekolah dasar. Ini menulis dalam pengertian seharfiah-harfiahnya: menggambar deretan huruf. Bagaimana halnya dengan dalam pengertian menyusun naskah, teks, artikel, cerita?
Itu juga mudah. Sangat mudah. Semudah kita bicara, semudah rasan-rasan, menggosip, menggunjing, atau curhat. Hanya beda sarana, satu pakai lidah/mulut, yang lain pakai tulisan.
Menulis itu mudah. Sangat mudah. Yang diperlukan hanya disiplin dalam menggunakan waktu luang, atau bahkan meningkatkan derajatnya (menulis) sebagai pekerjaan pokok sebagai sumber mata pencaharian. Atau boleh juga sebagai pekerjaan sambilan. Banyak orang bukannya tidak mampu (?) menulis, melainkan: tidak mau. Asal ada kemauan di sana pasti ada jalan. Jalan beraspal atau jalan tikus, itu lain urusan.
Mengarang itu gampang. Mau bukti? Bahkan sebelum mereka mengenal teorinya, mintalah anak-anak kelas tiga sekolah dasar itu untuk mengarang. Boleh memilih judul "Berlibur ke Rumah Nenek" atau judul lain, apa saja, yang mereka suka. Lalu tinggalkan mereka. Pergilah ke kantin atau ke ruang guru untuk "pesbukan" atau apa. Kembalilah ke kelas sejam kemudian. Mintalah mereka menyudahi karangannya, tak peduli apakah sudah tamat atau belum. Jika tak seorang pun sisa yang hanya bisa menyerahkan halaman (kertas) kosong, itulah bukti, betapa mudahnya mengarang. Semua orang bisa mengarang, bahkan yang belum kenal teorinya, dan belum akil baliq pula!
Masih belum percaya bahwa mengarang itu gampang? Apalagi bagi mereka yang sudah dewasa, sudah katam teorinya, sudah makan banyak bangku sekolah. Mengarang itu sungguh-sungguh gampang. Maka adalah kesia-sisan belaka gelaran kelas-kelas penulisan itu. Tidak diperlukan guru-guru yang hebat. Sebab menjadi pengarang itu sangat gampang. Asal sudah melek huruf orang akan dengan sendirinya bisa mengarang.
Mengarang itu amat gampang. Ada yang bilang bahwa modal utama untuk menjadi pengarang adalah sebanyak-banyaknya membaca? Jangan cepat percaya. Bacaan yang banyak malahan berpotensi membingungkan. Setiap pengarang , lebih-lebih pengarang hebat, punya gaya khas masing-masing. Itu dapat menimbulkan kebingungan atau kecenderungan untuk menyukai seorang dua orang pengarang hebat di antara para pengarang hebat lainnya. Nah, ketika seseorang sudah jatuh cinta terhadap gaya penulisan pengarang hebat, keterpengaruhan adalah keniscayaan. Itu akan melunturkan orisinalitas karangan sampeyan. Membuat sampeyan berada di bawah bayang-bayang pengarang hebat yang sampeyan kagumi. Dan bukannya berkibar sebagai diri sampeyan sendiri. Jadi, membacakan karya orang lain itu tidak penting-penting amat, eh malahan tidak perlu.
Mengarang itu gampang. Mau mengarang? Ya, mengarang saja! Kalau mau sampeyan tidak mengarang, ya tidak usah mengarang.
Mengarang itu benar-benar gampang. Bagaimana halnya dengan banyak penulis atau pengarang yang masih suka salah menuliskan ejaan? Loh, apa sampeyan kagak tahu, kalau urusannya sudah sampai ke penerbitan buku, itu mah urusan penyunting.
"Kalau penyuntingnya adalah pengarangnya sendiri?"
"Pengarang itu seperti halnya penyair punya apa yang disebut "licentia poetica." Punya kewenangan untuk meng-kreasi-kan bahasa. Kesalahan pengarang dalam penulisan, jangan dipandang sebagai kesalahan, itu adalah bagian dari kreasi, sebagai bentuk penggunaan haknya untuk menawarkan kepada masyarakat penggunaan bahasa secara lebih semau-maunya."
Glodhag!*
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
menuang apa yang ada pada bayang jadi karangan..tapi bukan karangan bunga lho ,pak !
Menuang atau menumpahkan
Ada penulis, ada pengarang....beda ya mas...? Jazakumullah khoiron katsiro. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...mas.
Secara konotasi "mengarang" lebih berkaitan dengan fiksi (?)
Sepakat Pak......
Hehe mangga Bu