22411
CATATAN HATI UNTUK SISWAKU
(Inspirasi Saat Retret 3 Hari di Nagahuta-Pematangsiantar)
Jam 10 malam di hari terakhir ret-ret,memasuki satu sesi yang namanya internalisasi. Entah mengapa,di saat suasana yang hening,di ruang doa,pikiranku tiba-tiba terlintas akan seluruh siswa-siswi di sekolah. Jujur…..saat itu hatiku berbisik seolah bertanya kepada siswa/siswi, Anak-anakku, tahukan kalian saat ini aku dimana dan sedang apa? Anakku.., 3 hari ini aku berada jauh kari kalian. Bukan untuk bersenang-senang, bukan untuk melepas rasa jenuh. Bukan pula bosan dengan salam hangat jarimu yang mungil,senyum tulus dari hatimu yang lugu. Bukan juga stress karena kenakalanmu. Bukan juga untuk belaja roti Ganda. Bukan….
Aku datang ke sini untuk membawa runtuhan persoalan yg kuhadapi agar bisa kupersembahkan di kaki yesus.
Aku rela tinggalkan kalian, tinggalkan keluargaku sejenak, anak dan istri, dan tidak tahu keadaan mereka saat ini. Tahukah kalian anakku, saat ini, aku sedang Manahan air mata, menyampaikan isi hatiku yang kubawah karena ulahmu. Mungkin kau saat ini sedang asyik dengan Tamiya,Facebook,WA,Instragram,twitter, Playstation atau lagi asyik di depan TV. Ok-lah. Namun,aku saat ini, di depan Tuhan kubuka seluruh persoalan yang kuhadapi ketika bersama denganmu di sekolah. Ketika aku setia membimbingmu, menasihatimu, menanyakan apa persoalan yang membuatmu nakal,malas,cuek,banyak persoalan di kelas yang tidak mendukung pelajaran. Ketika aku harus datang ke rumah orang tuamu, untuk menayakan persoalanmu, sebab orang tuamu tak pernah menggubris panggilanku. Saat itu kau anggap aku seorang guru yang killer, seram dan momok yang menakutkan. Dan wajahmu terlihat asam,tak sedap padaku. Tapi aku memaafkanmu saat ini. Anakku, ketika orang tuamu saya panggil, jawaban ortumu, itu saja mesti panggil orang tua, itu saja tidak bisa diselesaikan. sedikit-sedikit panggil ortu, aku memaafkan ungkapan ortumu saat ini.
Ketika aku tampil dengan lembut,dekat padamu,kau bilang aku pilih kasih. Gitukan? Ketika aku menjaga jarak, kau bilang sama orang tuamu dan sahabatmu, aku cuek. Tapi tak apalah. Ketika ku panggil ortumu karena ulahmu, datang orang tuamu bentak-bentak, udah…pindahkan saja. Pindahkan saja kalau tidak lagi mendidik anakku. Itu kata ortumu.
Ketika aku berusaha senyum dengan senyuman yang paling manis,kau terlena dan anggap remah, lalu semua tugas pekerjaanmu kau lalaikan dan kau bilang enaknya bapak itu. Tidak pelit kasih nilai. lalu kalian tertawa ngakak…Ketika aku harus marah karena ulahmu, kau bilang anggar jago, kau bawa wartawan,Komisi perlindungan anak. Ketika aku masih senyum dan bermurah hati, semakin kau pijak dan olok-olok, Si buncit, Si botak, si congoh… Anakku…dihadapan Tuhan saat ini kukatakan ini semuanya.
Anakku…dimalam yang sunyi ini, kuungkapkan semua kekecewaanku pada Tuhan, dan aku tetap berniat untuk selalu berbuat yang terbaik untukmu.
Sesungguhnya, kau bukan anakku, kau bukan keluargaku. Kau bikan siapa-siapaku… Tetapi tahukah kalian, bahwa cintakku pada kalian sama dengan cintaku pada anak kandungku. Mungkin kau berkata, itu adalah pekerjaan dan telah mendapat imbalan karena gaji yang saya terima. Bukan itu anakku. Seorang pekerja patut mendapat upah. itu kata Firman Tuhan. Jadi gaji bukan imbalan,melainkan sepantasnya untuk bertahan dalam tugas panggilan. Aku bukan gila hormat, tetapi sepantasnya itu harus kau berikan karena “Hormatilah ayah dan ibumu”,kata Tuhan. Bukankah guru adalah orang tua kedua setelah ayah dan ibu yang melahirkanmu?
Anakku,kuingat lagi, tadi siang kami berhantam kata-kata, beradu pendapat hingga tegang-tegangan, muka merah, kepala panas. Itu demi masa depan kalian yang kami bicarakan. Anakku…rasa nyeri menghantamku saat ini, mata sudah mengantuk…. Salamat berjuang anakku, doaku menyertaimu….!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar