Brian Prasetyawan

Guru SDN Sumur Batu 01 Jakarta. Menempuh pendidikan S1 PGSD di Unika Atma Jaya Jakarta. Baru menjadi guru sejak 2014. Ngeblog juga di www.praszetyawan.com...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenang Masa Bahagia Menulis di Media Cetak
sumber: google.com

Mengenang Masa Bahagia Menulis di Media Cetak

Tantangan Hari Ke-4

#TantanganGurusiana

Ketika dalam perjalanan pulang ke rumah dari tempat kerja, saya terkadang membayangkan masa-masa saat kios-kios koran masih bertebaran di pinggir jalan. Saya ingat tempat-tempat dimana kios koran itu berada. Namun sekarang kios koran itu sudah tidak ada. Memang sekarang ini kios koran sudah makin langka. Sepanjang perjalanan 23 km dari sekolah ke rumah, saya hanya menemukan 2 kios koran. Berbeda jika dibandingkan 5-10 tahun lalu ketika kios koran masih banyak.

Sewaktu masih kuliah, saya sering membeli koran/tabloid di berbagai kios koran. Setiap kios koran tersebut saya datangi secara bergantian dari hari ke hari. Terutama di tahun 2013 ketika saya mencoba hal baru yaitu mengirim tulisan ke media cetak. Saya membeli koran/tabloid bukan hanya karena ingin membacanya, tapi juga mengecek apakah tulisan yang saya kirim dimuat atau tidak. Rasa deg-degan ketika mengecek tulisan tersebut, menjadi kenangan yang selalu membekas. Betapa senangnya ketika menemukan nama saya tercetak di media tersebut. Itu artinya tulisan saya dimuat. Namun ada juga sejumlah tulisan saya yang tidak lolos dimuat di koran/tabloid. Namun itulah serunya. Rasanya seperti ikut undian berhadiah. Jika tidak dimuat, saya akan coba lagi.

Banyaknya kios koran saat itu membuat saya leluasa untuk memilih tempat membeli koran. Jika satu kios tutup, bisa datangi kios lain. Dengan demikian saya bisa memantau secara rutin, tulisan yang saya kirim ke media cetak.

Kenangan ini menjadi berlanjut saat saya sedang semangat membara mengirim tulisan ke media cetak. Saya lebih sering mengirim ke tabloid sepak bola, karena peluang dimuat lebih besar. Tabloid Bola dan Soccer masih ada, bahkan sedang jaya-jayanya. Saya juga mencoba mengirim tulisan ke beberapa koran. Tulisan yang saya kirim biasanya berbentuk opini. Saya pernah juga mencoba mengirim tulisan resensi buku, tapi ternyata lebih ketat seleksinya. Setalah belasan kali saya mengirim resensi ke berbagai koran, hasilnya satu tulisan saja yang berhasil dimuat hahaha. Koran Kedaulatan Rakyat yang memuat resensi saya tersebut.

Dari kegiatan mengirim tulisan ke media cetak, apakah mendapat honor atau merchandise ? Iya ! Saya mendapat aneka macam imbalan. Walau begitu, sering juga saya tidak mendapat apa-apa dari tulisan yang dimuat. Namun saya tidak memikirkan itu. Saya sudah cukup senang jika tulisan saya dimuat. Kerap kali saya memang niat untuk mengirim tulisan ke rubrik yang tidak menyediakan imbalan apapun, seperti rubrik suara pembaca. Hal itu saya lakukan karena biasanya rubrik tersebut seleksinya tidak terlalu ketat, bahkan hampir pasti memuat tulisan kita.

Sekarang ini satu per satu media cetak mulai tutup. Ada media cetak yang masih eksis, namun rubrik tulisan pembacanya sudah hilang. Hal-hal tersebut membuat semangat saya mengirim tulisan menjadi berkurang. Maka saat ini semangat saya beralih ke tantangan gurusiana saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Memang betul, kepuasan dimuatnya tulisan di media cetak kadang mengalahkan imbalan materi. Saya pun demikian.

27 Jan
Balas

Iya Bu. Jadi nggak kepikiran dengan imbalan hehe. Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar bu

30 Jan

Ungkapan bahagia ketika tulisan muncul di koran tidak bisa dibeli dengan apapun. Luar biasa senangnya.Setidaknya melecut kembali semangat untuk tetap menulis.Hebat dan luar biasa pak.Saja juga pernah melihat opini yang saya tulis, dimuat di koran.Salam kenal pakSalam literasiFollback ya pak

27 Jan
Balas

Nah setuju pak. Bahagianya tidak bisa dibeli apapun. Menjadi pengalaman yang berharga. Terimakasih sudah berkomentar pak. Saya sudah follback juga

27 Jan

Iyaaa pak....sama2.Boleh berteman di WA pak?

27 Jan

Oh ya silakan pak. 08159071313

27 Jan

Terimakasih bnyk pak.

28 Jan

Wah banyak pengalamannya menulis di.koran pasti menyenangkan.... tulisannya inspiratif. Salam sukses Bung Brian

07 Jan
Balas

Buat reportase kirim ke harian Surya pak,, saya sering kirim reportase Alhamdulillah tulisan saya sering dimuat

27 Jan
Balas

Wah, terimakasih infonya bu

27 Jan



search

New Post