Hanum Si Gadis Kecil
Hanum Si Gadis Kecil
Part 3
#Gurusiana# T H 12
“Kak Tini!” Suara panggilan di halaman yang membuat Ibunya Hanum bergegas melongokkan kepalanya ke luar rumah. Karena perasaan cemas masih mengganggu pikirannya.
“ Ada kue Limping?” Suara besarnya mengejutkan Ibunya Hanum, namun ada perasaan sedikit lega. Ternyata yang datang itu adalah Pak Tilih yang hendak membeli kue buatan ibunya Hanum.
“ Oo Dek Tilih!, maaf Dek, sudah 3 hari ini saya tidak bikin kue karena si kecil demam belum sempat tumbuk beras .Tapi sekarang demamnya sudah mulai reda. InsyaAlloh besok saya sudah mulai bikin lagi. Hendak dibawa kemana kuenya?”
“ Kalau begitu biarlah Kak,rencana mau dibawa ke sawah karena ada beberapa orang yang sedang panen padi untuk panganan bagi mereka. Biar saya lihat ke rumah Kak Asih dulu mana tau masih ada. Permisi Kak Tini!, Assalamualaikum”.
“ Waalaikum salam” Pak Tilih menghilang dari pandangan.
“Kue limping” itu adalah sejenis kue yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan parutan kelapa muda dan diberi gula secukupnya biar terasa manis. Setelah itu dicampurkan dengan sedikit air. Adonan diaduk setelah kalis lalu dibunggus dengan daun pisang sesuai ukuran tertentu, lalu dikukus. Ini dinamakan “Limping beras”. Dan ada juga kue limping yang biasanya dibuat oleh ibunya Hanum yang dinamakan “Limping Ubi” terbuat dari ubi batang yang di parut lalu dicampur dengan gula aren yang sudah dicairkan . Setelah kalis dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus. Disamping itu ada juga bahan makanan yang terbuat dari ubi batang yang selalu dibikin ibunya Hanum yaitu “Lopek Bugih” . Cara membuatnya hampir sama yaitu: ubi batang yang sudah dikupas kulitnya, dibersihkan lalu diparut .Setelah itu siapkan untuk isiannya . Bahan isian antara lain parutan kelapa muda yang dicampurkan dengan gula aren yang dimasak dengan api kecil. Setelah menyatu lalu diangkat. Setelah itu parutan ubi dibungkus dengan daun pisang, isiannya dimasukkan ditengah lalu dibungkus sesuai ukuran dan siap untuk dikukus. Inilah pekerjaan Ibu Hanum tiap hari untuk menambah penghasilan keluarganya.
Setelah pak Tilih menjauh, ia kembali ke ruang dapur untuk melanjutkan memasak gulai daun singkong.Tidak seperti biasanya ingatannya terus memikirkan Hanum dan Dayat . Setelah Gulai dianggap matang. Karena perasaan ibunya Hanum masih kurang nyaman.Ia tinggalkan saja ditunggu jerangan lalu ditutup. Ia berniat menjemput Hanum . Ia gendong Hasbi yang baru berusia 2,5 tahun untuk dititip sebentar di rumah tetangga . Setelah menjelaskan segala sesuatunya kepada tetangga, ia gendong si kecil dari ayunan lalu bergegas menuju kolam tempat cucian .
Di tengah jalan ia berpapasan dengan Annisa, siswi kelas 4 Sekolah Dasar satu sekolahan dengan Hanum. Annisa menjelaskan tadi mendengar suara tangisan Dayat dipinggiran kolam.
Bu Tini tak sabaran mempercepat langkahnya menuju kolam . Ketika sampai di tepian tebing ia kaget melihat pemandangan di depan matanya. Terlihat Pak Oyong memanggul baskom berisi penuh kain cucian yang masih basah. Sementara kedua anaknya berjalan disamping pak Oyong dengan wajah yang masih memerah
Tangisan Dayat kembali terdengar . Melihat luka goresan dipelipis Dayat ibunya Hanum kaget sambil memeluk anaknya. Pak Oyong menjelaskan kejadian yang dialami kedua anaknya. Rambut Hanum dibelai ibunya dengan penuh kasih sayang. Air mata Hanum kembali membasahi pipinya .
“ Semua pakaian kembali kotor, Bu! Padahal Hanum dah capek mencucinya. Dan sabun batangan hilang jatuh dalam kolam”. Air matanya semakin deras...
Bersambung
#stayingathome#18042020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
lanjut buk Budi