Budi Hanif

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Lelaki Tua Itu. Siapakah Dia ?

Lelaki Tua Itu. Siapakah Dia ?

Lelaki Tua Itu. Siapa Dia ?

# Gurusiana #

Duduk sendiri ditepi balai-balai kayu, beralaskan tikar tua yang sudah robek sana sini . Memegang pegelangan kaki kiri yang kembali dirasakan sakit. Bisul besar tumbuh silih berganti tak pernah berhenti ditempat yang sama. Berobat ke puskesmas sudah tak terhitung lagi jumlahnya, namun baru mendekati sembuh ia kembali tumbuh menggerogoti mata kakinya. Sudah 10 tahun kesunyian dan kesakitan dirasakan dalam gubuk tua itu. 2 buahTongkat penopang tubuh hasil infak dari masyarakat tergeletak dibalai- balai. Bantal dan selimut hangat yang sudah kusam serta sebuah radio tua merupakan teman buat berbagi cerita . Dulu pernah kedengaran suara anjing peliharaan yang juga setia menemaninya, sekarang sudah tidak terdengar lagi. Cerita punya cerita hewan peliharaan itu dijual nya pada pemburu sekedar penambah uang belanja.

Datuk Gunyek, itulah nama yang dilekatkan masyarakat setiapkali menyebut namanya. Nama yang sangat tren dan berbaur glamor di tengah masyarakat saat itu. Berasal dari keluarga yang cukup terpandang bolehlah dikatakan kaya dizamannya. Dibesarkan dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Setelah dewasa menjadi pemuda yang tampan hingga kelebihan itu menjadi pusat perhatian para gadis di kampungnya . Seiring dengan itu kesadaran akan ketampanannya ia lupa diri, suka mempermainkan para gadis dan boleh dikatakan genit, suka wanita- wanita cantik. Makanya setelah mendekati dewasa orang memanggilnya “Gunyek” artinya gatal atau istilah lainnya genit. Wanita cantik di desanya menjadi incaran. Tidak ada gadis dikampungnya yang tidak digodanya. Kalau tidak merayu bukanlah gunyek namanya . Apalagi karena berasal dari keluarga berada para gadis- gadispun berharap dirayu sang pemuda.

“Maunah” gadis tercantik di kampung sebelah yang menjadi pilihannya. Setelah sepakat kedua belah pihak pernikahan itu terjadi dan lahirlah 2 orang anak. Setelah 6 tahun pernikahan .Ia tinggalkan istrinya merantau dan menikah lagi dinegeri orang . dari pernikahan itu lahirlah 3 orang anak. Dasar karena namanya sudah terlanjur disebut gunyek. Wanita lain masih tampak didepan mata . Ia tinggalkan istri kedua ini lanjut istri ketiga. Tidak tahu persis apakah punya anak atau tidak . Ia lupa usia dan masa tuanya, naluri kelaki-lakiannya mengalahkan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Wanita lain masih tampak cantik dimatanya masih dapat gadis perawan yang dilarikan dari orang tuanya. Dari pernikahan yang tidak resmi itu lahirlah 3 orang anak. Begitulah, berlabuh dari satu wanita ke wanita lain. Bahkan ketika ada yang menanya : Sudah berapa istrinya?” Ia tidak bisa menjawab. Terakhir berlabuh pada seorang perawan tua yang tidak punya keturunan . Kehidupan yang kurang berpihak kepadanya membuat ia kembali pulang kampung dengan memboyong istri terakhirnya.

Usia mulai lanjut beriring dengan semakin lemahnya fisik dan tenaga . Bekerja di kampung sebagai tukang kayu karena usia sudah kepala 6 tentu tidak menghasilkan uang yang besar sebesar tuntutan hidup. Harta peninggalan orang tua yang masih bisa dijual makin lama makin ludes tak bersisa. Kecuali sebidang tanah yang masih berdiri gubuk tua sebagai tempat berteduh dikala hujan mengguyur bumi . dan tempat berlindung dari teriknya sinar matahari ,seterik beratnya penderitaan hidup yang ia rasakan ditinggal wafat oleh istri terakhirnya. Tanpa anak- anak yang akan merawat. Anak- anak menyebar diberbagai wilayah yang mungkin sudah menjadi orang besar siapa dan bagaimana. Karena lengah dengan nafsu dan dunia menjadikan anak tidak kenal siapa bapaknya.

Kini tinggallah penyesalan yang tiada henti. Hidup tergantung belas kasihan masyarakat sekeliling. Jika ada yang lupa mengantar makanan maka tidak akan ada sekedar pengganjal perut yang sudah semakin lemah. Namun masih beruntung ia ingat akan bacaan ayat Alquran yang pernah dilantunkannya dimasa- masa kecil dahulu. Mata yang masih bisa melihat membantunya melihat baris demi baris ayat Alquran yang terdengar dilafazkannya dari luar pondok.

Matahari sinarnya mulai redup

Penjual durian menggelar dagangannya

Hati- hati pemirsa menjalani hidup

Sesal kemudian tak ada gunanya

#akhirmeimenjelangnewnormal#

30 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bagus bu

30 May
Balas

Makasih Bu.. dah mampir. salam sukses buat bu Tusilia..

30 May

Menewen bu

30 May
Balas

Tq bu Menik, salam litetasi Bu

30 May

Mantap ni.harta dan uang akan habis kalau kita tidak bisa menjaganya.apalagi wanita akan tergoda dengan harta dan ketampanan seseotang.

30 May
Balas

Yups bu Del, lupa akan fitrah tujuan penciptaan utk apa . dan hendak kemana ya .Salam

30 May

Mantap Uni Budi, jadi hiks..hiks bacanya. Sebuah pelajaran hidup bagi laki2. Cerpen yang keren. Salam.

30 May
Balas

Tq Pak Mulfa,,siapa lagi cekgunya pakar cerpeeeen....pak Enon gitu lho

30 May

Kerenn bu lajud kan

30 May
Balas

Syukrn Bu...coment n kunjungannya

30 May

keheningan membawa cermin sejauh mana persiapan diri menjalani hidup.....bagus cerpennya

30 May
Balas

Benarlah firman Allah Bu,, demi masa, karena setiap detik yang dijalani adalah tabungan yang akan disimpan dalam memori perjalanan dipetik adakalanya saat hidup bahkan berakhirnya kehidupan.. Tq kunjunganya Bu Yulinda...

30 May

Mantap Bu, ibu dari mana? Salam kenal

01 Jun
Balas



search

New Post