Makna Kehidupan
# Tantangan Gurusiana. Hari ke- 6
Makna Kehidupan
Mendengarkan tausiyah dari Mudir Kuttab Tarbawi. Dilanjutkan dengan tayangan filem religi yang syarat inspirasi, serta antusiasnya para santri, membuat diriku termenung .pikiranku jauh menerawang kemasa lalu , mengingatkan kembali, disaat kami semua berkumpul , membicarakan kemungkinan pemanfaatan rumah peninggalan almarhumah ibu, Untuk dijadikan lembaga pendidikan.
Berharap, pahalanya tetap mengalir sepanjang zaman
Dalam renungan panjang saat itu, membawaku pada sebuah ungkapan
"Gajah mati, meninggalkan gading,
manusia mati , meninggalkan jasa"
Inilah ungkapan yang senantiasa mengalir terus dari generasi ke generasi, di bumi kita nusantara.
Selama alam takambang, tak kan pernah hilang dari ucapan. Seakan telah menjadi falsafah wajib bagi semua pemakna kehidupan.
Ibarat kata pepatah Minang Kabau , Tak lekang oleh panas, tak lapuak oleh hujan".
Kita hidup di dunia ini,
dituntut meninggalkan sesuatu yang bermakna dan bisa dikenang oleh manusia sesudah kita.
Kenangan yang akan memberikan nilai manfaat dalam kehidupan
Walau usia telah mendekati ajal, jika ketemu satu biji - bijian saja, maka tanamlah ! . Begitu Rasululloh mengajarkan kepada kita.
Karena sebaik baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat bagi manusia lainnya.
Sehubungan dengan ungkapan diatas , Rasululloh Sholallohu 'Alaihi Wassallam juga bersabda: " Apabila mati anak Adam, maka akan terputuslah amalnya, kecuali tiga hal, yaitu : sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, doa anak yang sholeh yang mendoakannya."
Orang tua yang telah mendidik anak- anaknya dengan berbagai upaya , sesuai keilmuan yang mereka miliki, atau dengan menyerahkan anak melalui lembaga pendidikan karena keterbatasan ilmu , maka itu akan menjadi sedekah jariah bagi mereka.
Oleh sebab itu , seorang anak juga punya kewajiban berbuat, agar keilmuan yang sudah diterima akan tetap mengalir ke orang tua. Ataupun harta warisan orang tua, juga dijadikan tempat yang berfaedah, yang memiliki nilai manfaat bagi umat manusia.
Harapan kita , fadhilahnya akan terus mengalir tiada henti.
Lamunanku yang panjang, dikagetkan dengan teriakan seorang santri yang digigit seekor lipan.
"Aduuh, sakit zah," yang membuat kami bersegera mengambil tindakan, upaya pertolongan pertama. Namun IGD menjadi solusi juga akhirnya.
"Gimana, Nak ? udah ngak sakit lagi ?,
Najwa kecil tersenyum,
"udah ngak, Zah".
Mobil kembali melaju , meninggalkan Rumah Pengobatan ,
Kemilaunya, cahaya lampu sepanjang jalan dan gemerlipnya cahaya bintang,menghiasi indahnya malam, seindah harapan para santri si masa depan.
(Goresan pena di hari jadiku. Makna Kehidupan. )
140220
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semakin mantap nih mbak
Semakin mantap nih mbak
Waw,,pujian uni,, pastilah motifasi