Karam bersama Ombak
Matahari kini tenggelam
Kicauan burung mulai sepi
Deruan ombak memecah
Anak kecil itu menangis
Sesekali menjerit
Histeris
Senja itu meronah
Merah seperti mata berkacah
Ibu itu menangis, memanggil
Menanti anaknya kembali
Ia menggigil
Menyaksikan ombak yang
Semakin memecah pilu
Sinjai, 25 April 2021
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yg sangat menyentuh hatiSalam kenal pak
Terima kasih apresiasinya, Bu.
Oya bapak maaf mau tanya kenapa saya tidak y mengisi biografi saya ya,, mohon petunjuk pak
Oya bapak maaf mau tanya kenapa saya tidak y mengisi biografi saya ya,, mohon petunjuk pak
Oya bapak maaf mau tanya kenapa saya tidak y mengisi biografi saya ya,, mohon petunjuk pak
Oya bapak maaf mau tanya kenapa saya tidak y mengisi biografi saya ya,, mohon petunjuk pak
Ibu masuk di profil, kemudian edit, Bu.
Gak bisa pak Eror terus