Kesaksian Palsu, Jurang Kesengsaraan
.
Gerimis pagi itu sedikit mengusik keberadaan burung-burung yang tengah bertengger. Embusan bayu turut melengkapi. Nyanyian sunyi masih jelas. Dodi masih dalam keadaan nyaman di kasur. Tubuhnya masih dalam lilitan sarung. "Dasar pamalas, timpuk Dadi.
"Ayo, bangun!" Sembari menarik sarung Dodi.
.
Dodi dan Dadi adalah dua anak kampung. Mereka sedari kecil bersahabat. Keduanya memiliki cita-cita yang berbeda. Sejak kecil, Dodi selalu mengalungkan cita-citanya. Ia ingin menjadi polisi, sedangkan Dadi ingin kuliah dengan mengambil konsentrasi hukum agar nantinya bisa menjadi jaksa. Namun, Dia (baca:Allah SWT.) berkata lain. Dodi tidak berhasil lolos menjadi polisi. Berbeda dengan Dadi, akhirnya diterima sebagai jaksa.
.
Singkat cerita..
Dodi dan Dadi terpisah jarak sejak Dadi menjadi jaksa di pengadilan negeri. Dodi tetap menjadi anak kampung. Perilaku Dodi kini berubah drastis. Dodi yang dikenal pemuda yang pemalu dan pendiam. Tapi itu dulu, sekarang tidak lagi. Dia kerap menjadi bulan-bulanan warga oleh ulahnya. Kesehariannya dihabiskan bermain game di ujung gang bersama dengan pemuda lainnya. Pernah suatu waktu Dodi diburu polisi karena ketahuan membawa senjata tajam dan membuat kegaduhan oleh pengaruh minuman.
.
Suatu ketika, La Balao menghampiri Dodi. La Balao adalah seorang residivis. Ia membujuk Dodi membantunya. Ia mengajak Dodi untuk terlibat dalam masalah yang dihadapinya. Dodilah pelarian terakhirnya setelah beberapa rekan dan tetangga yang diajaknya menolak permintaannya. "Dodi, bantulah saya. Saya tengah menghadapi masalah," katanya dengan sedikit memelas. "Ada masalah apa? Apa yang bisa saya bantu, Balao?" Jawab Dodi.
"La Balao... La Balao, bukan Balao, Dodi!!!" dengan nada cukup meninggi.
La Balao kembali bercerita, "Beberapa bulan yang lalu saya dituduh mencuri uang Pak RT. Tapi nyatanya, memang sayalah pelakunya. Namun, Saya tak ingin masuk penjara lagi. Jadi, tolonglah saya, Dodi. Kaulah harapanku satu-satunya untuk membelaku di pengadilan nanti."
"Itu bukan tuduhan Balao!"
"La Balao, maksud saya. Maaf!"
"Jadi, tugas saya sebagai saksi dan memberikan kesaksian palsu?" Tanya Dodi.
"Iya, Dod. Kau berpura-pura kalau kau bersamaku saat kejadian itu. Kita tengah berada di luar kota. Mana mungkin saya yang mencuri uang Pak RT," jelas La Balao.
"Maaf, Blo, Aku pertimbangkan dulu, yah!"
"Sebenarnya, Aku juga dalam pengejaran polisi. Mana mungkin Aku bisa membantumu." Jawab Dodi lirih. Akhirnya memaksa La Balao berpikir siapa yang bisa ia bujuk untuk dijadikan saksi di persidangannya nanti.
.
Sehari pasca pertemuan antara Dodi dan La Balao. Dadi mengirim pesan kepada sahabatnya, Dodi.
"Kepada Dodi, sahabatku. Semoga kau dalam keadaan baik di sana. Aku sudah tahu semua isi pembicaraanmu dengan La Balao. Kau sahabatku, Aku tak ingin kau terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan. Dengarlah sahabatku, kau mungkin bisa berbohong, tetapi sejatinya Allah SWT. Maha Tahu.
Dodi, sahabatku. Memberikan keterangan palsu saat menjadi saksi di persidangan dapat diancam dengan sanksi pidana yang diatur dalam undang-undang dan ancamannya ini tidak tanggung-tanggung lho, sahabat," demikian isi pesan Dadi kepada sahabatnya.
Dodi merenung. Sepertinya ia berpikir keras.
_______
Cerita tersebut hanyalah fiktif. Akan tetapi, semoga menjadi bahan renungan bagi kita (penulis dan pembaca) untuk selalu pandai bersikap. Bukankah semua yang dikerjakan, nantinya akan dimintai pertanggungjawaban kelak.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat menginspirasi bapak... Sarat nasihat kehidupan... Terima kasih ya
Terima kasih, Pak.