Maafkan Aku, Sahabatku
"Rin, bolehkah Aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Tanya Rini pada Riana. Riana hanya sedikit mengangguk sambil melanjutkan jahitannya. Riana tak begitu memperhatikan Rini karena jahitan itu harus segera diselesaikan sebelum magrib tiba, sesuai janjinya pada Bibi Tukinem. Rini sedikit jengkel kepada Riana karena merasa tidak diperhatikan.
Rini memutuskan untuk meninggalkan Riana dan pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumahnya, Rini mengirim pesan ke Riana. Ia lalu meminta maaf karena di hatinya sempat terbesit kecewa dan kesal pada Riana. Sebelumnya, Rini tak pernah jengkel sedikit pun dengan Riana. Barulah kali pertama ini. Namun, Ia menyadari bahwa tak seharusnyania menaruh kecewa hanya dengan persoalan sepele. Akhirnya Rini memutuskan untuk meminta maaf dan menghilangkan sesak yang pernah tersimpan sejenak di hatinya.
Rini lalu mengirimkan pesan tentang yang ingin ditanyakannya tadi kepada Riana. Ia hanya ingin bertanya di mana letak kamar kecil (baca: toilet) Riana karena saat itu Ia mengalami sakit perut dan ingin buang hajat (baca: air besar). Riana yang membaca pesan dari Rini tak bisa menahan tawanya. Ia membayangkan ekspresi Rini saat itu. Riana pun akhirnya meminta maaf kepada Rini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar