Pertemuan yang Tertunda
Pentigraf 'Pertemuan yang Tertunda'
"Sayang, kamu sabar, yah! Aku belum bisa pulang menemuimu. Bandara masih tutup. Tidak ada penerbagan hingga akhir bulan ini," sebait pesan dari Ita, istriku. Seketika tubuhku kaku seakan tak berdaya membaca pesannya di layar ponselku. Aku berusah menyebut nama-Nya. Menghadirkan-Nya agar kubisa mengimbangi diriku. Sejatinya, bulan ini kami berkumpul. Namun, semua tak sesuai rencana. Dia berkehendak lain.
Aku kembali melanjutkan aktivitasku (baca: menulis sekeping kisah seorang anak yang terpisah jarak dari Ibunya) setelah terhenti karena dering ponselku. Kini Aku berusaha konsentrasi untuk menuntaskan cerita itu. Aku terus berupaya melawan bayang pesan yang menghantuiku.
Kuseruput kopiku. Sepiring pisang goreng turut membersamaiku. Jari jemariku terus bergoyang memainkan pena untuk melukiskan cerita anak itu. Sesekali kupandangi jam dinding yang berada tepat di depanku. Tepat pukul 22.00, kuputuskan untuk menyudahi cerita ini. Kututup dengan senyum sebagai tanda dan harapan Dia menyertainya.
Bawah langit Bayor, 4 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren pak,,, Semoga musibah ini segera berakhir. Akan tiba hari pertemuan sebagai puncak kerinduan.
Aamiin Allahumma Aamiin. Terima kasih, Pak Guru.
Kereeeen ceritanya pak