#TantanganGurusiana hari ke-1

Pada tanggal 25 sampai 26 Februari 2020, saya mengikuti kegiatan “Kelas Menulis Satu Guru Satu Buku” yang diadakan oleh Komunitas Penulis Penggiat Literasi Kementerian Agama kabupaten Pesisir Selatan. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama dengan penerbit Media Guru. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak Murman atau yang akrab dipanggil Pak Leck. Beliau merupakan Instruktur Nasional Media Guru. Ia juga sudah menerbitkan cukup banyak buku, salah satu buku best seller-nya adalah Catatan Harian Kepala Sekolah yang terinspirasi dari aktivitasnya sebagai kepala sekolah.

Pak Leck menyajikan materi dengan begitu menarik serta penuh motivasi kepada peserta. Lewat narasinya, ia seolah ingin mengatakan bahwa “menulis itu gampang loh! Menulis itu tidak sulit namun terkadang pola pikir kita yang membuatnya terasa sulit”. Itulah pesan yang saya tangkap dari sajian yang diberikan Pak Leck. Di bawah bimbingan dan arahan dari Pak Leck, saya bersemangat untuk menulis buku yang saya beri judul “Guru BK Milenial”. Judul ini dipilih karena sehari-hari berprofesi sebagai guru bimbingan dan konseling di salah satu madrasah tsanawiyah negeri yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.

Semenjak mengabdi pada bulan Mei 2019 yang lalu, saya sering mengamati berbagai kesulitan yang dihadapi oleh teman-teman sesama Guru BK ketika melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling. Bukan hanya di madrasah tempat saya mengabdi, namun juga di madrasah lain. Salah satunya adalah kesulitan saat beradaptasi dengan generasi milenial. Seperti yang kita ketahui bersama, generasi milenial merupakan generasi yang begitu intim dengan internet. Mereka seolah tidak bisa hidup tanpa internet. Bagi generasi milenial, internet adalah oksigen yang menopang kehidupan mereka. Namun sayang, ternyata cukup banyak Guru BK yang tidak dapat mengimbangi kondisi peserta didik.

Indikator yang memperlihatkan hal tersebut adalah masih ditemui guru bk yang bingung menggunakan komputer. Masih kurang terampil mengoperasikan software yang ada di dalamnya. Bahkan ada Guru BK yang tidak bisa menggunakan aplikasi pembantu yang seharusnya dapat mempermudah pelayanan BK, seperti aplikasi pengolahan angket kebutuhan peserta didik atau AKPD. Selain itu ketidakmampuan Guru BK dalam menggunakan gadget mutakhir membuat pelayanan BK untuk generasi milenial menjadi tidak tepat sasaran. Berangkat dari fenomena tersebut, lahirlah ide untuk membuat buku tentang “Guru BK Milenial”. Tujuan penulisan buku ini adalah untuk membuka cakrawala berpikir, bagaimana menjadi Guru BK yang bisa memberikan pelayanan kepada generasi milenial dengan beragam karakteristik yang dimilikinya.

Satu hal yang menjadi kejutan bagi saya pada saat akhir acara kelas menulis adalah pengumuman tentang sinopsis terbaik yang direkomendasikan oleh penerbit untuk diterbitkan. Nah sebagai reward, nominasi tersebut dibuatkan cover-nya dan taraaa…… ternyata buku saya termasuk 1 dari 7 buku yang dipilih dan direkomendasikan oleh penerbit Media Guru. Perasaan saya campur aduk saat itu, amazing banget, tapi saya berusaha untuk tetap kelihatan cool donk ya… heheh

Keluarnya disain cover buku membuat saya makin bersemangat untuk menulis. Cover ini membuat saya semakin termotivasi untuk menyelesaikan buku sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan yaitu tanggal 26 Maret 2020. Mohon doanya ya pembaca sekalian. Semoga buku saya bisa terbit tepat pada waktunya Karena saya merasa buku ini akan sangat bermanfaat bagi guru BK di dimana saja terutama di Indonesia. Salam, BuDillaBK