Budiyanti Anggit

Menulis adalah bagian dari hidupnya. Dengan menulis hidup lebih bermakna. Oleh karena itu menulis dan menulis. Saat ini mengajar di SMP N 2 Banyubiru Kabupaten ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Di Balik Dendamnya (38)

Di Balik Dendamnya

Pada detik-detik akhir PAT dan mulai pengolahan nilai, saya berusaha menghubungi siswa yang bermasalah. Terutama yang tak satu pun mengirim tugas atau baru satu atau dua tugas yang dikirim. Rasa lelah kadang terasa. Mulai menerima banyak tugas ditambah menghubungi siswa satu per satu. Untuk memudahkan saya menulis catatan di lembaran kertas. Saya tulisi kelas 7A sampai 7 E. Jika ada yang kirim tugas saya tulis di kertas tersebut. Masalahnya jika langsung di laptop memerlukan waktu lama.

Sesaat saya penasaran dengan siswa yang bernama Kama. Ia kelas 7C. Menurut wali kelas ia sudah malas sekolah. Menurut Wali kelas ia anak dari keluarga broken home. Segera kucari nomor WA. Tak terkecuali setiap kelas saya berburu nomor. Sebenarnya tidak semua siswa saya save nomornya. Namun, demi siswa, akhirnya kuberi nomor.

Dengan cara saya sendiri semua siswa yang bermasalah saya hubungi lewat WA. Awalnya tidak nagih tetapi dengan kata-kata pembuka terlebih dahulu.

“Hai Kama, apa Kabar? Bagaimana sehat kan?

“Hai Atsna, anak cantik. Apa kabar?

Itulah kata-kata awal saya menghubunginya. Selanjutnya saya bertanya jawab mengapa tak juga kirim tugas. Benar-benar tidak istirahat waktu itu. Memelototi HP tiada henti. Kesabaran benar-benar diuji. Bayangkan dalam satu semester ada yang belum mengerjakan tugas sama sekali. Inilah Kama. Anak yang ternyata punya riwayat dendam. Tak diduga saya bisa mengorek latar belakang ia malas sekolah.

[Saya malas sekolah, Bu. Karena sekolah Online bikin pusing] tulisnya

[lho kan memang keadaan seperti ini, mau bagaimana lagi, ini aturan pemerintah untuk tidak boleh tatap muka]

Tulisku sambil memberi emot kepalan tangan tanda semangat.

[Apa kau tidak ingin membahagiakan orang tuamu?]

[Ibu sukanya marah-marah melulu Bu] jawabnya.

[Lha bapakmu?]

Mulailah ia diam tak ada tanda menulis lagi. Ia bercerita jika bapaknya sudah lama berpisah dengan ibunya. Sejak ia kecil bapaknya meninggalkan Ibunya. Bapaknya telah beristri lagi. Kama merasa bahwa bapaknya telah menyakiti hati ibunya. Ia tak terima. Bapaknya kini tak mengurusi lagi.

“Berarti kamu cari kompensasi ya, apa untungnya?”

“Saya dendam Bu, dulu kakak saya ingin melukainya. Kini saya juga dendam pada Bapak. Saya ingin membalas dengan menyakitinya.

“Astaqhfirullah Kama, Kau tak boleh seperti itu. Apa pun itu dosa dan Beliau Bapakmu,”

Ia diam tak membalas chat saya.

Sesaat ia menulis bahwa ia tak akan sekolah karena yakin tidak naik kelas.

“Kau tak ingin membahagiakan orang tuamu? jika ingin naik kelas kerjakan tugas!, nanti ibu bantu untuk tugas bahasa Indonesia”

Setelah itu ia diam. Tak menulis lagi. Esoknya ia ke sekolah. Bersama teman lainnya untuk mengerjakan tugas. Sesaat saya ikut senang. Namun, belum juga mengumpulkan tugas ia sudah pulang. Saya berusaha menghubungi denganWA tetapi tak dibalas.

Akhirnya berjalannya waktu tak juga ada tugas satu pun yang dikerjakan. Kelonggaran dan kesempatan tak juga digunakan. Rapat pun memutuskan dia tidak naik kelas. Rapor pun sudah diserahkan oleh orang tua.

Kasihan sebenarnya tapi bagaimana lagi. Demi kebaikan bersama kami harus tega ia tak naik kelas.

Setelah liburan, tak diduga ia WA saya.

Malam Bu saya atas nama kama

Saya sudah keluar dari smp negri. Mungkin saya banyak kesalahan di sekolah,

saya minta maaf. Semoga bapak ibu guru diberi kesahatan dan diberi kesabaran mengajar murid –murid.

Ssemoga ke depanya saya bisa menemui bapak ibu guru lagi

Kama

Ya Allah hati saya terhanyut. Merasa tidak bisa membantunya. Yang membuat hari terenyuh adalah di balik hatinya yang pendendam masih bisa mengucap terima kasih dan juga minta maaf. Seketika kuberi motivasi, kusarankan untuk mengulang tetapi tidak mau. Katamya mau ikut kakaknya ke Semarang. Mungkin jika sekolah tak ada minat.

Akhirnya saya hanya bisa berpesan agar jujur, tekun dan selalu ingat padaNya dengan menegakkan solat. Ia pun mengucap terima kasih.

Ambarawa, 30 Juni 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post