DUKA MENYELIMUTI DESAKU (45)

@lanjutan2

Malam makin kelam. Saat mulai terlelap terdengar bunyi HP suami. Karena memang belum tidur, diangkatlah HP tersebut. Suami tampak gusar karena tengah malam. Aku yang berada di sampingnya juga deg-degan. Jangan-jangan ada berita tak baik.

“Ya…saya segera ke sana,” ucap suami dalam telepon.

Saya terbengong. Belum juga bertanya. Suami bilang disuruh Mas Sigit untuk segera ke rumah Pak Joko. Seketika hati saya jadi deg-degan karena menurut cerita istri Pak Joko sakit.

“Ya, sudah Bapak ke sana. Saya di rumah saja,” kataku mendorong suami ke rumah Pak Joko, yang rumahnya tidak jauh dari rumah kami. Walaupun tengah malam sebagai tetangga harus peduli.

Malam itu saya di rumah sendiri. Bayangan istri Pak Joko terlintas. Lama sekali kami tidak jumpa karena adanya pandemi, tidak ada kegiatan di masjid. Beliau juga jarang ke pertemuan-pertemuan PKK saat pandemi belum segencar ini. Apalagi saat ini, segala kegiatan dihentikan. Jadi kami jarang bertemu.

Suami pulang tengah malam. saya sudah terlelap tidur. Hingga paginya ada berita dari Masjid. Benar juga Mbak Siti telah menghadapNya. Mungkin ini lebih baik karena beliau sudah lama sakit. Berulang kali dirawat di rumah sakit. Semoga beliau meninggal dengan husnul kothimah. Aamiin.

Ambarawa, 8 Juli 2021