Budiyanti Anggit

Menulis adalah bagian dari hidupnya. Dengan menulis hidup lebih bermakna. Oleh karena itu menulis dan menulis. Saat ini mengajar di SMP N 2 Banyubiru Kabupaten ...

Selengkapnya
Navigasi Web
TERNYATA BELUM TERKIRIM, HARUSKAH KEMBALI TAGUR 1?

TERNYATA BELUM TERKIRIM, HARUSKAH KEMBALI TAGUR 1?

Kemarin saya sudah kirim tulisan. Mantap saja sudah klik tayangkan lalu HP saya charge karena baterai hampir habis. Paginya saya tengoh. Lho kok belum tayang. Ya  Allah haruskah kembali ke- 1. Ini kali kedua saya lalai. Sama persis pada tulisan 60.  Tulisan yang kemarin masih di draf. Ini nih tulisan ke 61. 

 

 

 

Sate Tanpa Bara

"Ayo buk, buat sate!" ajak anak sore itu. Sebenarnya senang makan sate.  Namun, persiapan membuatnya agak ribet. Ada arang, tungku dan tusuk sate. Belum lagi kejadian beberapa tahun lalu, sate yang kami buat agak keras. 

"Kita harus cari bahan yang untuk mengempukkan daging Nang," ucapku

"Ya, apa ya. Dulu pakai nanas jadinya terlalu empuk."

Hari raya idul Adha tanpa sate rasanya hambar. Selain itu ada momen indah bersama-sama memasak. 

"Oke kamu bagian memotong daging ya. Nanti ibuk buat bumbu."

"Terus agar empuk bagaimana?" tanya anak

Segera saya cari referensi di google. Akhirnya sreg yang pakai daun pepaya. 

Sementara anak memotong-motong daging, saya mencari daun pepaya di tetangga. Alhamdulillah dapat daun pepaya. 

Sebelum dipakai saya cuci dulu. Kuremas-remas. Daging saya masukkan wadah dengan alas daun pepaya. Daging tertutup rapat dalam bentuk wadah yang ada daun pepaya.

Sambil menunggu 45 menit, saya membuat bumbu. Ada ketumbar, merica, gula Jawa dan bumbu lain. Usai 45 menit bumbu dimasukkan. Lalu diamkan sebentar.

Saya pun mencari tusuk sate yang tersimpan di lemari. Kali ini sengaja tidak pakai bara. Kami pakai alat bakar aluminium. Biasanya untuk bakar ayam. Ya. Efek malas saja kalau mencari tungku, arang yang lupa letaknya.

Tak ada arang, insyaallah jadi. Daging mulai dibuat sate dengan tusuk yang tersedia.  

Tararaaa mulailah bakar-membakar tanpa ada bara. Hanya dibolak-balik saja. 

Ini bagian anak yang mengerjakan.

Harum menguat. Tak sabar ingin mencicipi. 

"Enak, empuk kok,"  puji Anak sambil makan satu. 

Akhirnya kami makan sate enak tanpa bara. Alhamdulillah. Nikmat Allah yang tak terkira. 

 

Ambarawa, 23 Juli 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya tak senang jatuh di Gurusiana, yang paling saya suka adalah Sate dari Ambarawa, Barokallah Bu Budiyanti, salam sehat dan sukses selalu

24 Jul
Balas

Gambar satenya enak. Paling suka sate ayam. Tapi ... siapa yang mau ngasih.

24 Jul
Balas

Jatuh dari gurusiana senikmat sate tanpa bara....semangat dan sukses selalu bunda Budiyanti Anggit

24 Jul
Balas



search

New Post